Kamis, 27 Juni 2013
PCNU Sumenep Lantik Pengurus Kopsim
Sumenep, AULA
Perjalanan NU Kabupaten Sumenep
akhir-akhir ini mendapat perhatian pemerintah dalam menumbuh kembangkan
berbagai program yang membuahkan hasil nyata dan menumbuhkan rasa kesatuan sesama warga nahdhiyin.
Sebagai bukti nyata adalah dengan pelantikan pengurus Koperasi Sirkah dan Muamalah (Kopsim) di
Aula Kantor PCNU Sumenep. Turut hadir dalam acara tersebut KH. Warits Ilyas,
Bupati Sumenep KH. A. Busyro Karim, H. Panji
Taufiq, Ketua Tanfidz PCNU
Sumenep, Kabid Koperasi Sumenep, Achmad Zaini, segenap pengurus dan anggota serta perwakilan MWC. Pengurus Kopsim
Jatim, serta wartawan dan LSM juga turut meramaikannya.
Bupati Sumenep menghimbau kepada ketua dan seluruh pengurus Kopsim agar
melaksanakan tugasnya dengan baik sehingga kedepan Kopsim bisa menjadi pengikat
persatuan warga Nahdhiyin, selain bisa mengembangkan perekonomian warga NU.
Zaini, Kabid Koperasi Sumenep waktu
diwawancarai menyatakan bahwa keberadaan Kopsim ini sangatlah strategis. Sebenarnya
Kopsim itu sudah lama berdiri, akan tetapi di Kabupaten Sumenep belum juga
terbentuk pengurusnya, hanya baru kali ini pengurus Kopsim resmi dilantik.
Dengan terlantiknya ketua Kopsim yang ditangani langsung oleh warga Nahdhiyin,
semoga berkembang dengan mulus dan selaras juknis yang ditentukan. Apabila
betul-betul dijalankan dengan modal sedikit, lama kelaman akan menjadi banyak, sehingga Kopsim benar-benar bisa
dimanfaatkan.
Rencananya, Kopsim tidak cuma
bergerak di satu bidang bisnis, tapi akan dikembangkan dengan berbagai usaha yang lain, maka
Dinas Koperasi Sumenep kelak diharapkan bisa membantu pengembangan Kopsim,
hingga kedepan lebih gemilang.
Kontributor: PCNU Sumenep
Label:
Sekilas Aktifitas
PC Sumenep Peringati Harlah Muslimat yang Ke-62
Sumenep, AULA
Muslimat NU adalah salah satu organisasi wanita muslim di bawah naungan Nahdlatul Ulama yang tumbuh berkembang di Indonesia. Dimana dalam seluruh
kegiatannya terfokus pada penggemblengan ilmu keagamaan, membidangi tentang agama Islam, hukum dan syari’ah islamiyah. Perempuan kalau dahulu
sangat terbatas geraknya, yang terbebani oleh kodratnya menjadi ibu rumah
tangga, tidak keluar rumah tanpa izin suami, tidak bisa berorganisasi karena
takut dicemooh tetangga, sekarang sudah tidak terdengar lagi sejak perempuan
punya keinginan hidup bebas, ingin
berkarya, berkarier, dan bahkan terjun di dunia politik.
Hal ini berangkat dari keinginan kaum hawa dalam kesetaraan
gender, sehingga ruang lingkup kerjanya justru sederajat dengan kaum pria. Perempuan
bekerja di perkantoran, di pertokoan, diperbankan, dan lain-lain karena tuntutan keluarga. Salah satu
contoh, suami tidak punya penghasilan cukup untuk memenuhi ekonomi rumah tangga,
sehingga perempuan harus ikut bekerja keras.
Dari itu, Muslimat NU menampung kaum hawa dari semua pelosok desa untuk
bergabung ke dalam ruang organisasi ini, yang didalamnya tidak hanya membahas hukum Islam, melainkan juga bergerak dalam pengembangan bisnis.
Peringatan Hari Lahir Muslimat NU ke-62
yang diselenggarakan di Aula RRI pada Selasa (18/6),
dihadiri oleh ketua PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa, Ny. Hj. Aqidah
Usymuni, ketua Muslimat NU Sumenep, Dewi Kholifah Aqidah Usymuni, seluruh
pengurus dan anggota Muslimat NU se-Kabupaten Sumenep,
Ny. Hj. Aqidah Usymuni menyatakan bahwa diselenggarakannya Harlah ini tidak lain
bertujuan agar seluruh anggota Muslimat NU di Kabupaten Sumenep tidak lupa sama pimpinannya, dan hal ini
memang merupakan acara rutin Muslimat NU.
Selain itu beliau menyatakan bahwa, kalau
Khofifah resmi menjadi Cagub pada Pilgub mendatang, Insya Allah Muslimat NU Sumenep siap mendukung untuk memenangkannya. “Ya....begitulah jadi calon pemimpin, harus siap
dibenci dan juga bersedia untuk menjadi orang yang paling disenangi. Kalau
optimis menang dan tidaknya, saya optimis Khofifah menang 100% jika beliaunya
lulus dalam Cagubnya.” tutur Ny. Aqidah Usymuni jelas.
Menurut Khofifah ketika
diwawancarai tentang kesiapannya, menyatakan sangat siap dan sangat optimis
menang dalam Pilgub mendatang. Beliau menuturkan, intinya hendak memuaskan kesejahteraan
masyarakat dan elemen manapun, sehingga pemerintahan Jatim kedepan lebih baik
dan lebih sempurna.
Kontributor: PC Muslimat NU
Sumenep
Label:
Sekilas Aktifitas
HTI Bukan Ahlussunnah Wal Jama’ah
Kediri, AULA
Menyikapi semakin bermunculannya halaqah-halaqah HTI di Pare Kediri, maka
Aswaja NU Center Kecamatan Kepung bersama Forum Bahtsul Masail Pondok Pesantren
se-Korcam Pare menyelenggarakan diskusi terbuka dengan HTI DPD Kediri pada Ahad (09/06). Dialog bertujuan untuk mengetahui hakekat yang sebenarnya dari
HTI. Sebab secara lahiriyah, HTI menampilkan sebuah model keberagamaan yang
berbeda dengan umat Islam pada umumnya, sehingga tidak jarang menimbulkan
keresahan di masyarakat.
Namun pada jadwal yang telah ditentukan, ternyata HTI tidak berkenan
hadir dalam dialog terbuka tersebut dengan alasan yang terkesan dibuat-buat.
Mereka menyatakan bahwa mereka tidak dapat memenuhi undangan dialog karena para
ustadz HTI sedang sibuk mempersiapkan muktamar khilafah Surabaya dan Jakarta. Mengingat perwakilan HTI tidak hadir, maka format acara kemudian
dirubah dengan format seminar yang disampaikan oleh tiga narasumber yang
sedianya dipersiapkan untuk mewakili Ahlussunnah dalam dialog terbuka. Mereka
adalah Ustadz Asy’ari Masduki, MA (Aswaja NU Center Kepung), Ustadz Dafid
Fuadi, M.Pd.I (Aswaja NU Center Badas), Ustadz Mastur Masykur, M.Pd (Jember). \
Dalam
seminar tersebut tersingkap fakta-fakta mencengangkan tentang penyimpangan HTI
sebagai berikut: HTI berakidah Qadariyah, HTI menyatakan bahwa perbuatan manusia yang ikhtiyariyah
tidak terkait dengan qadla` Allah. Hizbut Tahrir meyakini bahwa
hidayah dan kesesatan itu bukan dari Allah, menghalalkan seorang laki-laki
berjabat tangan dengan perempuan ajnabiyyah. Menyatakan bahwa semua negara (termasuk
Indonesia) yang dihuni oleh umat Islam sekarang disebut sebagai dar al kufr, mengingkari ijma’ selain ijma’ sahabat. Dan meyakini bahwa para nabi tidak ma'shum sebelum diangkat menjadi
Nabi, sekaligus menyalahkan dan menghina para ulama Ahlussunnah Wal
Jama’ah.
Berdasarkan
fakta-fakta di atas maka para ulama, kyai, ustadz yang hadir bersepakat bahwa
HT adalah kelompok yang bukan Ahlussunnah (Asy’ariyyah Maturidiyyah) dan lebih
dari tiga puluh ulama yang berkumpul bersepakat
untuk mentahdzir; mengingatkan umat Islam dari bahaya Hizbut Tahrir.
Kontributor: Panitia
Label:
Sekilas Aktifitas
MINU Walisongo Peringati Isra Mi’raj
Bojonegoro, AULA
MINU (Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama) Unggulan Walisongo kecamatan Sumberrejo, Rabu (05/06) menggelar peringatan hari besar Islam berupa
peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad Saw. pukul 08.00 tepat.
Kegiatan dimulai
dengan pengkondisian anak-anak didik oleh seluruh dewan asatidz dengan membaca
surat-surat pendek di kelas-kelas masing-masing. Hal ini dilakukan guna
menguatkan hafalan yang telah dimiliki mereka agar senantiasa terjaga.
“Sebelumnya mereka terlebih dahulu melaksanakan pembiasan amaliah aswaja
di serambi masjid secara bersama mulai dari jam 06.45 sampai dengan pukul 07.45”
tambah Mubarok Firdaus yang didapuk sebagai ketua panitia acara kegiatan kali
ini.
Kegiatan yang seluruh kendali acara dipegang oleh anak-anak kelas 4 dan
5 ini dimulai dengan master of ceremony oleh ananda Fiqih Nizzora Septatianty
bersama Rida, dilanjutkan dengan pembacaan tilawatil Qur’an oleh ananda Mohammad
Nadhif yang disaritilawahi oleh ananda Safrida Annafi dari kelas 2. Kemudian
pembacaan sholawat nabi dan syi’ir NU oleh ananda Agnes Kurnia Rahma, Nurul
Hidayah dan Syainanda Echa Viola. Tidak lupa panitia juga memberikan sambutan
begitu juga dengan kepala sekolah.
Namun ada yang lain dari biasanya, jika kegiatan-kegiatan lain cukup
seremonial acara dan sedikit pemutaran film akan kegiatan yang sedang
berlangsung. Kali ini panitia mengemas acara dengan penampilan dua tokoh kartun
atau boneka untuk menguatkan cerita. “Kami berharap penampilan boneka atau
wayang ini mampu menguatkan ingatan anak didik akan peristiwa Isra’ dan Mi’raj
Nabi Muhammad SAW” tutur Pak Aksan.
Acara ditutup dengan kuis berhadiah setelah
pemutaran film tentang isra’ dan mi’raj. Adapun yang mendapatkan bingkisan
kecil dari panitia antara lain; Alfian Hidayat, Mohammad Nadhif, Assyafa Dita
Pramesty dan Khoitul Huda, mereka berhak mendapatkan perlengkapan sekolah atas
ketepatan menjawab soal-soal yang dilontarkan oleh dewan asatidz.
Kontributor: Kiriman Lina
Anggraini
Label:
Sekilas Aktifitas
Rhoma Irama Hadiri Temu Alumni Akbar
Lampung Selatan, AULA
Dalam rangka harlah ke-20
dan temu alumni akbar Madrasah Aliyah Ma'arif Bumirestu, Kec Palas, Lampung
selatan, sabtu (4/5) di gelar berbagai kegiatan yang memadukan antara pentas
seni dan pengajian akbar yang dihadiri tidak kurang dua ribuan masyarakat
muslimin yang ada di wilayah Kecamatan Palas dan sekitarnya. Pengunjung
yang sudah mulai menyemut sejak pagi hari itu seolah tak menghiraukan terik
matahari yang panas dan area acara berdebu dan penuh sesak. Maklum hari itu
pengunjung berharap ‘sang raja dangdut’ H. Rhoma Irama benar-benar
hadir sesuai undangan panitia. Benar saja sehabis dzuhur Rhoma dan rombongan
baru tiba di lokasi, sontak hadirin yang mayoritas ibu-ibu ini berusaha
mendekat berharap dapat bersalaman dan melihat dari dekat si ‘satria
bergitar’ ini.
Ihsan mengatakan bahwa
harapan setelah acara ini digelar terjalin solidaritas antar alumnus serta
dapat mensosialisasikan keberadaan serta program kepada masyarakat luas dan
pihak terkait, membangkitkan minat masyarakat terhadap madrasah yang selama ini
terkesan kurang diminati bila dibandingkan dengan
pendidikan umum.
Sementara H. Rhoma Irama dalam tausiyahnya menekankan pentingnya
iman dan taqwa yang harus ada pada pribadi muslim dan keluarga sebagai filter
dari kemajuan zaman yang masyarakatnya cenderung hedonis
(bermewah-mewah) dan permisif (mengabaikan norma). “Kita harus mendasarkan
perilaku kita sesuai dengan ahlakul karimah yang dicontohkan Rasulullah”. Kata Rhoma sesaat setelah mendendangkan beberapa lirik lagu
‘menunggu’ di hadapan pengunjung yang setengah harian memadati
halaman Madrasah Aliyah ini.
Sementara saat diminta berfoto bersama majalah Aswaja dan
disinggung kesiapannya maju pilpres (pemilihan Presiden) 2014, Rhoma enggan
mengumbar janji dan statemen politik. Ia hanya berharap supaya masyarakat
muslim Indonesia untuk hati-hati dan jangan salah memilih calon pemimpin. Acara
yang berlangsung hingga kumandang adzan sholat ashar ini
dihadiri juga beberapa Kiai, Habaib, tokoh masyarakat dan adat juga pengurus wilayah NU yang
baru K R Sholeh
Badjuri.
Kontributor: Muhammad Faizin
Label:
Sekilas Aktifitas
Kamis, 13 Juni 2013
Langganan:
Postingan (Atom)