Kamis, 27 Juni 2013

HTI Bukan Ahlussunnah Wal Jama’ah

Kediri, AULA
Menyikapi semakin bermunculannya halaqah-halaqah HTI di Pare Kediri, maka Aswaja NU Center Kecamatan Kepung bersama Forum Bahtsul Masail Pondok Pesantren se-Korcam Pare menyelenggarakan diskusi terbuka dengan HTI DPD Kediri pada Ahad (09/06). Dialog bertujuan untuk mengetahui hakekat yang sebenarnya dari HTI. Sebab secara lahiriyah, HTI menampilkan sebuah model keberagamaan yang berbeda dengan umat Islam pada umumnya, sehingga tidak jarang menimbulkan keresahan di masyarakat.

Namun pada jadwal yang telah ditentukan, ternyata HTI tidak berkenan hadir dalam dialog terbuka tersebut dengan alasan yang terkesan dibuat-buat. Mereka menyatakan bahwa mereka tidak dapat memenuhi undangan dialog karena para ustadz HTI sedang sibuk mempersiapkan muktamar khilafah Surabaya dan Jakarta. Mengingat perwakilan HTI tidak hadir, maka format acara kemudian dirubah dengan format seminar yang disampaikan oleh tiga narasumber yang sedianya dipersiapkan untuk mewakili Ahlussunnah dalam dialog terbuka. Mereka adalah Ustadz Asy’ari Masduki, MA (Aswaja NU Center Kepung), Ustadz Dafid Fuadi, M.Pd.I (Aswaja NU Center Badas), Ustadz Mastur Masykur, M.Pd (Jember). \

Dalam seminar tersebut tersingkap fakta-fakta mencengangkan tentang penyimpangan HTI sebagai berikut: HTI berakidah Qadariyah, HTI menyatakan bahwa perbuatan manusia yang ikhtiyariyah tidak terkait dengan qadla` Allah. Hizbut Tahrir meyakini bahwa hidayah dan kesesatan itu bukan dari Allah, menghalalkan seorang laki-laki berjabat tangan dengan perempuan ajnabiyyah. Menyatakan bahwa semua negara (termasuk Indonesia) yang dihuni oleh umat Islam sekarang disebut sebagai dar al kufr, mengingkari ijma’ selain ijma’ sahabat. Dan meyakini bahwa para nabi tidak ma'shum sebelum diangkat menjadi Nabi, sekaligus menyalahkan dan menghina para ulama Ahlussunnah Wal Jama’ah

Berdasarkan fakta-fakta di atas maka para ulama, kyai, ustadz yang hadir bersepakat bahwa HT adalah kelompok yang bukan Ahlussunnah (Asy’ariyyah Maturidiyyah) dan lebih dari tiga puluh ulama yang berkumpul bersepakat untuk mentahdzir; mengingatkan umat Islam dari bahaya Hizbut Tahrir. 
Kontributor: Panitia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar