Kamis, 02 Februari 2012

AULA Pebruari 2012


SEJARAH BARU JAM'IYYAH THARIQAH

Jam’iyah Ahlith Thariqah Almu’tabarah Annahdliyah (Jatman) baru saja merampungkan Muktamar XI tahun 2012. Keberlangsungannya terasa istimewa karena berhasil memberikan beberapa catatan sejarah baru dalam dunia thariqah. Seperti apa?

Almanak menunjuk angka 20 pada bulan Shafar 1433 H atau bertepatan dengan 14 Januari 2012. Suasana pagi di Kabupaten Malang pada hari Sabtu itu tampak redup se-perti biasanya. Kabut dan awan seakan tak rela membiarkan sinar mentari menembus dinding-dinding udara yang suhunya cenderung dingin dan sejuk.

Rintik gerimis pun ikut ambil bagian. Butiran tetesannya berpadu membasahi dedaunan, tanah dan atap gedung-gedung di Ponpes Al-Munawariyah di Desa Sudimoro, Kecamatan Bululawang. Tenda putih nan besar yang mampu menampung sekitar 10.000 orang di halaman masjid Ponpes Al-Munawariyah juga dibuatnya basah kuyup. Wajar jika suasananya terasa damai dan khidmat.

Di tengah iklim yang sejuk itulah, Jam’iyah Ahlith Thariqah Almu’tabarah Annahdliyah (Jatman) mengukir beberapa catatan baru pada Muktamar XI. Sejumlah keputusan penting dirumuskan agar kepakan sayap organisasi para pengamal thariqah ini terus mengembang.

Ketika anak panah jarum jam sudah menunjuk angka 9, seluruh muktamirin telah berkumpul di bawah naungan tenda putih itu. Perhatian muktamirin tertuju pada panggung utama yang serba hijau dan digunakan untuk memimpin jalannya sidang pleno akhir. Seseorang bediri di podium menyampaikan beberapa keputusan penting yang telah diambil di masing-masing sidang komisi.

Hasil sidang Komisi Ifta’ adalah salah satu ketetapan yang ditunggu-tunggu. Sebab dalam komisi itu dibahas tentang siapa yang memegang otoritas tertinggi dalam kepemimpinan Jatman selama satu periode mendatang. Proses sidangnya pun tidak sembarangan. Bersifat tertutup dan hanya boleh diikuti oleh para mursyid dari 43 aliran thariqah bersama delapan orang Rais Idaroh Wustho (pimpinan wilayah) sebagai representasi Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua.

Meski hasilnya sudah bisa diprediksi, namun tetap saja kepastian masih menjadi teka-teki. Dan semua terjawab setelah salah seorang juru bicara Majlis Ifta’ menyuarakan: “Bismillahirrahmanirrahim. Susunan Idaroh Aliyah periode 2012-2016. Rais Am, KH Habib M Luthfi Ali bin Yahya,” katanya membacakan ketetapan.
Kata-kata itu langsung disambut dengan gemuruh tepuk tangan dan takbir dari muktamirin. Sebagai pertanda bahwa mereka sepaham dengan ketetapan Majlis Ifta’ yang memilih Habib Luthfi untuk ketiga kalinya memimpin Idaroh Aliyah (pimpinan pusat). Habib asal Pekalongan itu pertama kali terpilih sebagai Rais Am Jatman dalam Muktamar IX pada 2000 di Pekalongan dan terpilih kembali dalam Muktamar X pada 2005, juga di Pekalongan.

Selain Rais Am, Majlis Ifta’ juga memberi amanat kepada KH. Zaini Mawardi (Demak) sebagai Katib Am, KH Mu’thi Nurhadi (Surabaya) sebagai Mudir Am (ketua umum), KH M Masroni (Semarang) sebagai Sekretaris Jendral dan Ir H Bambang Irianto Ichsanuddin sebagai bendahara umum.

EPISODE BARU

Selain menetapkan struktur ke-pengurusan, Muktamar XI juga mengukir beberapa catatan baru bagi Jatman. Pertama, eksistensi muslimat dalam dunia thariqah semakin diakui. Hal ini terbukti dengan komposisi peserta yang melibatkan sekitar 1000 muslimat dari berbagai daerah di tanah air. Panitia pun menyiapkan fasilitas khusus agar peserta dari kaum hawa itu bisa melangsungkan sidang komisi Muslimat Thariqiyah.

Kedua, Jatman mendeklarasikan lajnah baru bernama Mahasiswa Ahli Thariqah Annahdliyah atau disingkat Matan. Organisasi ini diharapkan mampu menggelorakan sentuhan spiritual dan gerakan moral di tengah para mahasiswa yang dinilai seringkali mengunggulkan intelektual semata.

Ketiga, Jatman berperan besar sebagai pelopor berdirinya asosiasi organisasi thariqah se-luruh dunia. Dalam Muktamar XI tersebut, Jatman mengundang beberapa tokoh dan pemimpin thariqah dari 6 negara di Timur Tengah. Mereka berhasil mengidentifikasi pemimpin thariqah di seluruh dunia dan akan dikumpulkan dalam satu forum. Indonesia ditunjuk debagai tuan rumah dan Habib Lutfi dipercaya sebagai ketua panitia. Forum tersebut direncanakan dihelat pada tiga bulan mendatang dan target utamanya adalah mendeklarasikan Rabithah Atthariqiyah Al-Alamiyah (Asosiasi Thariqah Dunia).

Keempat, Jatman secara resmi merekomendasikan kepada PBNU agar semua pengurus NU dibaiat menjadi pengamal thariqah.

Selengkapnya baca di Majalah AULA Pebruari 2012. Baca juga ulasan lengkap mengenai:

Refleksi: Thariqah (hal 5)
Cermin: Dulu Mengislamkan Sekarang Dikafirkan (hal 8)

UMMURRISALAH:
- Sejarah Baru Jam’iyah Thariqah (hal 9)
- Jalan Keluar itu Bernama Thariqah (hal 12)
- Haruskah Pengurus NU Bai’at Thariqah? (hal 15)
- Menyambut Kehadiran Matan dan Muslimat Thariqiyah (hal 18)

Ihwal Jam’iyah: Aswaja NU Center Manggung di Muktamar (hal 20)
Liputan Khusus: Kasus Karang Gayam (hal 22)
Tokoh: H Imron Rofi’i, BA (hal 25)
Bahsul Masail: Mempertanyakan Hukum Bermadzhab (hal 28)
Kajian Aswaja: Kirim Fatihah, Kenapa Takut Tak Sampai? (hal 30)
Wirausaha: Usaha Bandeng Asap Bu Jalil (hal 32)

NISA’: Dra Hj Choirun Nisa, M.Pd (hal 36)
Berkah ketaatan kepada suami yang pengasuh pondok pesantren dan juga Ketua PCNU Kabupaten Mojokerto, ia terpilih sebagai wakil bupati. Ternyata ia mempunyai resep sendiri untuk tetap dapat menjalankan tugasnya sebagai istri dari seorang kiai, ibu dari anak-anak dan wakil bupati ‘Majapahit’.

Uswah: KH Zaini Mun’im (hal 38)
Pendidikan: SMK Wahid Hasyim Surabaya (hal 40)
Pesantren: Ponpes Ngaren Gresik (hal 42)

MUHIBAH: Menjadi Sahabat Spiritual TKI Hongkong (hal 44)
Banyak sudah orang mengeluhkan nasib TKI di luar negeri, namun tidak banyak yang peduli pada mereka. LDNU Jawa Timur adalah salah satu dari yang tidak banyak itu. Empat orang pengurus LDNU dikirim ke Hongkong untuk ‘menjenguk’ dan membimbing mental mereka. Mereka pun seakan berada di kampung sendiri

Kancah Dakwah: Meng-NU-kan Lembaga Pendidikan (hal 48)

KHAZANAH: Kacang Hijau, Si Kecil yang Multi Manfaat (hal 50)
Tak ada tanaman ciptaan Tuhan yang tidak memiliki manfaat. Termasuk kacang hijau. Ternyata si kecil itu menyimpan manfaat yang luar biasa besar. Bisa diolah menjadi berbagai jenis makanan yang enak dan bergizi. menyehatkan lagi.

Wawasan: Mencintai Ahlul Bait Secara Proporsional (hal 53)
Info Sehat: Pilih-Pilih Makanan Menjelang Tidur (hal 56)
Resensi: Mengenal Lebih Dekat Imam Syafi’i (hal 58)
Obituari: Dr H A Saerozi, M.Pd (hal 59)
Sembilan: Negara dengan Populasi Muslim Terbanyak (hal 60)
Sekilas Aktivitas (hal 90)