Rabu, 22 September 2010

Kenapa Disunnahkan Berbuka dengan Kurma?

Sebentar lagi kita akan memasuki bulan Ramadhan. Salah satu sunnah di bulan istimewa itu adalah menyegerakan berbuka puasa, terutama dengan kurma. Kenapa?

Tanaman kurma, atau yang dikenal juga dengan nama latin Phoenix dactylifera, adalah tanaman yang tumbuh di daerah beriklim panas. Tanaman ini berasal dari sekitar Teluk Persia dan telah digunakan sebagai makanan pokok oleh masyarakat di daerah Timur Tengah sejak dahulu kala.

Diriwayatkan dari Anas bin Malik: “Rasulullah pernah berbuka puasa dengan ruthab (kurma basah) sebelum shalat, kalau tidak ada ruthab, maka beliau memakan tamr (kurma kering) dan kalau tidak ada tamr, maka beliau meminum air, seteguk demi seteguk.”

Hadits diatas mengandung beberapa pelajaran berharga, antara lain: (1). Disunnahkan untuk bersegera dalam berbuka puasa. (2) Disunnahkan untuk berbuka puasa dengan ruthab (kurma basah), apabila tidak ada maka boleh memakan tamr (kurma kering) atau sesuatu yang manis, jika tidak ada juga maka cukup dengan minum air.

Dahulu, Rasulullah selalu berbuka dengan beberapa buah kurma sebelum melaksanakan shalat. Hal ini merupakan cara pengaturan yang sangat teliti, karena puasa itu mengosongkan perut dari makanan sehingga liver (hati) tidak mendapatkan suplai makanan dari perut dan tidak dapat mengirimnya ke seluruh sel-sel tubuh. Padahal rasa manis merupakan sesuatu yang sangat cepat meresap dan paling disukai liver apalagi kalau dalam keadaan basah. Setelah itu, liver pun memproses dan melumatnya serta mengirim zat yang dihasilkannya ke seluruh anggota tubuh dan otak. Sedangkan air adalah pembersih bagi usus manusia dan itulah yang berlaku alamiah hingga saat ini.

Imam Ibnul Qayim rahimahullah memberikan penjelasan tentang hadits di atas, beliau berkata: Cara Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang berbuka puasa dengan kurma atau air, mengandung hikmah yang sangat mendalam sekali. Karena saat berpuasa lambung kosong dari makanan apapun. Sehingga tidak ada sesuatu yang amat sesuai dengan liver yang dapat di disuplai langsung ke seluruh organ tubuh serta langsung menjadi energi, selain kurma dan air.

Karbohidrat yang ada dalam kurma lebih mudah sampai ke liver dan lebih cocok dengan kondisi organ tersebut, terutama kurma masak yang masih segar. Liver akan lebih mudah menerimanya sehingga amat berguna bagi organ ini sekaligus juga dapat langsung diproses menjadi energi. Kalau tidak ada kurma basah, kurma kering pun baik, karena mempunyai kandungan unsur gula yang tinggi pula. Bila tidak ada juga, cukup beberapa teguk air untuk mendinginkan panasnya lambung akibat puasa sehingga dapat siap menerima ma-kanan sesudah itu.

Hal senada juga diungkapkan oleh Dokter Ahmad Abdurrauf Hasyim dalam kitabnya Ramadhan wath Thibb. Menurutnya, yang sangat diperlukan bagi orang yang ingin berbuka puasa adalah jenis-jenis makanan yang mengandung gula, zat cair yang mudah dicerna oleh tubuh dan langsung cepat diserap oleh darah, lambung dan usus serta air sebagai obat untuk menghilangkan dahaga.

Zat-zat yang mengandung gula yaitu glukosa dan fruktosa memerlukan 5-10 menit dapat terserap da-lam usus manusia ketika dalam keadaan kosong. Dan keadaan tersebut terjadi pada orang yang sedang berpuasa. Jenis makanan yang kaya dengan kategori tersebut yang pa-ling baik adalah kurma khususnya ruthab (kurma basah) karena kaya akan unsur gula, yaitu glukosa dan fruktosa yang mudah dicerna dan diserap oleh tubuh.”

Maka, urutan makanan yang terbaik bagi orang yang berbuka puasa adalah ruthab, tamr kemudian air, kalau itu pun tidak ada, maka boleh menggunakan sirup atau air juice buah yang mengandung unsur gula yang cukup, seperti air yang di-campur sedikit madu, jeruk, lemon, dan sebagainya.

Kaya Khasiat

Kurma adalah buah, makanan, obat, minuman sekaligus gula-gula. Kurma juga memiliki beberapa khasiat yang sangat bermanfaat untuk kesehatan. Berikut adalah khasiat kurma ditinjau dari sudut pandang medis modern yang sekaligus mengu-atkan khabar al-Qur’an dan Sunnah.

Pertama, Tamr (kurma kering) berfungsi untuk menguatkan sel-sel usus dan dapat membantu melancarkan saluran kencing karena mengandung serabut-serabut yang bertugas mengontrol laju gerak usus dan menguatkan rahim terutama ketika melahirkan. Bahkan Allah memerintahkan kepada Maryam Al-Adzra (perawan) untuk memakannya ketika sedang nifas (setelah melahirkan). Kadar besi dan Kalsium yang dikandung buah kurma matang sangat mencukupi dan penting sekali dalam proses pembentukan air susu ibu. Kadar zat besi dan kalsium yang dikandung buah kurma dapat menggantikan tenaga ibu yang terkuras saat melahirkan atau menyusui.

Kedua, memudahkan persalinan dan membantu keselamatan sang ibu dan bayinya. Ruthab (kurma basah) dapat mencegah terjadi pendarahan bagi perempuan karena dalam kurma segar terkandung hormon yang menyerupai hormon oxytocine yang dapat membantu proses kelahiran. Hormon oxytocine adalah hormon yang salah satu fungsinya membantu ketika wanita atau pun hewan betina melahirkan dan menyusui.

Allah sendiri memerintahkan Maryam binti Imran untuk memakan buah kurma ketika akan melahirkan, dikarenakan buah kurma menge-nyangkan juga membuat gerakan kontraksi rahim bertambah teratur, sehingga Maryam dengan mudah melahirkan anaknya.

Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah membawakan perkataan ‘Amr bin Maimun di dalam tafsirnya: “Tidak ada sesuatu yang lebih baik bagi perempuan nifas kecuali kurma kering dan kurma basah.”

Dokter Muhammad An-Nasimi dalam Ath-Thibb An-Nabawy wal Ilmil Hadits (II/293-294) mengatakan, “Hikmah dari ayat yang mulia ini secara kedokteran adalah, perempuan hamil yang akan melahirkan sangat membutuhkan minuman dan makanan yang kaya akan unsur gula, karena banyaknya kontraksi otot-otot rahim ketika akan mengeluarkan bayi, terlebih lagi apabila hal itu membutuhkan waktu yang lama.

Ketiga, buah kurma, baik tamr maupun ruthab dapat menenangkan sel-sel saraf melalui pengaruhnya terhadap kelenjar gondok. Oleh karena itu, para dokter menganjurkan untuk memberikan beberapa buah kurma di pagi hari kepada anak-anak dan orang yang lanjut usia, agar kondisi kejiwaannya lebih baik.

Keempat, buah kurma Ajwah dapat digunakan sebagai alat ruqyah dan mencegah dari ganguan jin. Keenam, buah kurma dapat mencegah stroke. Ketujuh, buah kurma kaya dengan zat garam mineral yang menetralisasi asam, seperti Kalsium dan Potasium. Buah kurma adalah makanan terbaik untuk menetralisasi zat asam yang ada pada perut karena meninggalkan sisa yang mampu menetralisasi asam setelah dikunyah dan dicerna yang timbul akibat mengkonsumsi protein seperti ikan dan telur.

Kedelapan, buah kurma mengan-dung vitamin A yang baik dimana ia dapat memelihara kelembaban dan kejelian mata, menguatkan pengli-hatan, pertumbuhan tulang, meta-bolisme lemak, kekebalan terhadap infeksi, kesehatan kulit serta mene-nangkan sel-sel saraf.

Pendek kata, kurma akan memberikan manfaat yang luar biasa bagi tubuh, apalagi pada saat berpuasa. Jika tidak sempat sahur, makanlah kurma. Kandungan gizinya lengkap dan kalorinya cukup untuk membantu tubuh selama berpuasa. Selamat beribadah di bulan Ramadhan. (Aula Agustus 2010)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar