Kamis, 27 Juni 2013

MINU Walisongo Peringati Isra Mi’raj

Bojonegoro, AULA
MINU (Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama) Unggulan Walisongo kecamatan Sumberrejo, Rabu (05/06) menggelar peringatan hari besar Islam berupa peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad Saw. pukul 08.00 tepat. 

Kegiatan dimulai dengan pengkondisian anak-anak didik oleh seluruh dewan asatidz dengan membaca surat-surat pendek di kelas-kelas masing-masing. Hal ini dilakukan guna menguatkan hafalan yang telah dimiliki mereka agar senantiasa terjaga. “Sebelumnya mereka terlebih dahulu melaksanakan pembiasan amaliah aswaja di serambi masjid secara bersama mulai dari jam 06.45 sampai dengan pukul 07.45” tambah Mubarok Firdaus yang didapuk sebagai ketua panitia acara kegiatan kali ini.

Kegiatan yang seluruh kendali acara dipegang oleh anak-anak kelas 4 dan 5 ini dimulai dengan master of ceremony oleh ananda Fiqih Nizzora Septatianty bersama Rida, dilanjutkan dengan pembacaan tilawatil Qur’an oleh ananda Mohammad Nadhif yang disaritilawahi oleh ananda Safrida Annafi dari kelas 2. Kemudian pembacaan sholawat nabi dan syi’ir NU oleh ananda Agnes Kurnia Rahma, Nurul Hidayah dan Syainanda Echa Viola. Tidak lupa panitia juga memberikan sambutan begitu juga dengan kepala sekolah.

Namun ada yang lain dari biasanya, jika kegiatan-kegiatan lain cukup seremonial acara dan sedikit pemutaran film akan kegiatan yang sedang berlangsung. Kali ini panitia mengemas acara dengan penampilan dua tokoh kartun atau boneka untuk menguatkan cerita. “Kami berharap penampilan boneka atau wayang ini mampu menguatkan ingatan anak didik akan peristiwa Isra’ dan Mi’raj Nabi Muhammad SAW” tutur Pak Aksan. 

Acara ditutup dengan kuis berhadiah setelah pemutaran film tentang isra’ dan mi’raj. Adapun yang mendapatkan bingkisan kecil dari panitia antara lain; Alfian Hidayat, Mohammad Nadhif, Assyafa Dita Pramesty dan Khoitul Huda, mereka berhak mendapatkan perlengkapan sekolah atas ketepatan menjawab soal-soal yang dilontarkan oleh dewan asatidz. 
Kontributor: Kiriman Lina Anggraini

Rhoma Irama Hadiri Temu Alumni Akbar

Lampung Selatan, AULA
Dalam rangka harlah ke-20 dan temu alumni akbar Madrasah Aliyah Ma'arif Bumirestu, Kec Palas, Lampung selatan, sabtu (4/5) di gelar berbagai kegiatan yang memadukan antara pentas seni dan pengajian akbar yang dihadiri tidak kurang dua ribuan masyarakat muslimin yang ada di wilayah Kecamatan Palas dan sekitarnya. Pengunjung yang sudah mulai menyemut sejak pagi hari itu seolah tak menghiraukan terik matahari yang panas dan area acara berdebu dan penuh sesak. Maklum hari itu pengunjung berharap ‘sang raja dangdut’  H. Rhoma Irama benar-benar hadir sesuai undangan panitia. Benar saja sehabis dzuhur Rhoma dan rombongan baru tiba di lokasi, sontak hadirin yang mayoritas ibu-ibu ini berusaha mendekat berharap dapat bersalaman dan melihat dari dekat si ‘satria bergitar’ ini.

Ihsan mengatakan bahwa harapan setelah acara ini digelar terjalin solidaritas antar alumnus serta dapat mensosialisasikan keberadaan serta program kepada masyarakat luas dan pihak terkait, membangkitkan minat masyarakat terhadap madrasah yang selama ini terkesan kurang diminati bila dibandingkan dengan pendidikan umum.

Sementara H. Rhoma Irama dalam tausiyahnya menekankan pentingnya iman dan taqwa yang harus ada pada pribadi muslim dan keluarga sebagai filter dari kemajuan zaman yang masyarakatnya cenderung hedonis (bermewah-mewah) dan permisif (mengabaikan norma). “Kita harus mendasarkan perilaku kita sesuai dengan ahlakul karimah yang dicontohkan Rasulullah”. Kata Rhoma sesaat setelah mendendangkan beberapa lirik lagu ‘menunggu’ di hadapan pengunjung yang setengah harian memadati halaman Madrasah Aliyah ini.

Sementara saat diminta berfoto bersama majalah Aswaja dan disinggung kesiapannya maju pilpres (pemilihan Presiden) 2014, Rhoma enggan mengumbar janji dan statemen politik. Ia hanya berharap supaya masyarakat muslim Indonesia untuk hati-hati dan jangan salah memilih calon pemimpin. Acara yang berlangsung hingga kumandang adzan sholat ashar ini dihadiri  juga beberapa Kiai, Habaib, tokoh masyarakat dan adat juga pengurus wilayah NU yang baru K R Sholeh Badjuri.
Kontributor: Muhammad Faizin

Rabu, 01 Mei 2013

Pelantikan Pengurus MWC NU Se-Eks Kawedanan Blega


Bangkalan, AULA
Pengurus Cabang Nadhlatul Ulama (PCNU) Bangkalan telah melantik pengurus MC NU se-eks Kawedanan Blega, (meliputi Blega, Galis, Konang, Kadundung, Mancengan dan Pakong), tepatnya pada hari Ahad (14/4) atau 3 Jumadil Awal 1434 H, bertempat di PP Raudlatul Falihin di bawah Asuhan KH Abdul Karim Salatin Congaban, Lombang Dajah Blega, untuk masa khidmah 2013–2018.

Acara pelantikan dihadiri Pengurus Cabang NU Bangkalan, para ulama se-eks Kawedanan Blega, Fatayat, Muslimat, IPNU, IPPNU, GP Anshor, tidak kurang dari 300 tamu undangan memadati tempat acara, bahkan dari PWNU Jawa Timur juga hadir, seperti Drs Siddiq Abdur Rahman (tim Kartanu) dan KH Abdullah Syamsul Arifin.

KH Abdul Fattah Affaq dari PCNU Bangkalan dalam sambutan menyampaikan pesan pentingnya menjaga ukhuwah islamiyah terutama sesama warga NU, dan terus meningkatkan kewaspadaan warga NU terhadap aliran-aliran wahabi, serta tetap turut menjaga keamanan masyarakat Bangkalan demi kemaslahatan umat dan negara.

Sementara KH Abdullah Syamsul Arifin, dalam taushiyahnya juga menegaskan pentingnya penguatan manajemen kelembagaan NU, tujuan berkhidmat di NU dan kepemilikan Kartanu bagi setiap warga NU.

Kontributor: Eko Prayitno, Bangkalan

Bedah Novel “Sepatu Dahlan”

Jombang, AULA

Salah satu fakta unik dari Dahlan Iskan adalah baru bisa mempunyai sepatu ketika duduk di kelas dua SMA. Itulah sebagian yang diungkap dalam kegiatan bedah buku “Sepatu Dahlan” (Buku pertama dari Trilogi Novel Inspirasi Dahlan Iskan) Sabtu sore (13/4) di Gedung Yusuf Hasyim Lt 3 Pesantren Tebuireng Jombang.

Peserta nampak antusias mengikuti acara yang termasuk rangkaian kegiatan yang diadakan oleh Tebuireng Book Store dan IKSMA (Ikatan Keluarga Santri Madura) serta kerjasama dari penerbit Noura Books (Mizan Group). Dua orang pembedah dihadirkan Khrisna Pabichara selaku penulis dan Rosyid Murtadho dari unit penerbitan Pesantren Tebuireng dan dimoderatori oleh penulis novel pop “Misteri Gadis Kaligrafi” Faturrahman Karyadi.

Awalnya penerbit menawarkan tiga nama tokoh kepada Khrisna untuk ditulis biografinya, namun Khrisna menolaknya dan malah memilih untuk menulis salah satu biogafi tokoh tersebut dalam bentuk novel. Meski enggan menyebutkan tiga nama tersebut yang jelas salah satunya adalah Dahlan Iskan.

Dia mengakui ketertarikannya dengan Dahlan karena mempunyai latar belakang yang sama. Khrisna mengaku bisa menjiwai novel tersebut. Dalam proses kreatif menulis, Untuk novel pertama “Sepatu Dahlan” Khrisna membutuhkan waktu delapan hari dan riset selama satu setengah bulan. Dan untuk menulis novel kedua yang berjudul “Surat Dahlan” ditulis selama 16 hari dan riset selama empat bulan. Dan rencananya novel yang ketiga “Senyum Dahlan” akan terbit Oktober mendatang dan sekarang masih dalam riset.

Kontributor: Panitia

Konferensi Ranting NU

Jember, AULA
Bertempat di Musholla Raudlatul Jadid Desa Kramat Sukoharjo, Kecamatan Tanggul, Kabupaten Jember, Jawa Timur, diselenggarakan Konferensi Ranting NU Kramat Sukoharjo pada Selasa (2/4).

Dalam agenda 5 tahunan tersebut dihadiri sebanyak 25 orang yang terdiri dari para pengurus ranting periode lama dan tokoh masyarakat setempat. Hadir pula MWC NU Tanggul yang terdiri dari H Sanuri (Ketua), Habib Hadi bin Umar Asery (Wakil Rais), KH Aunul Karim (Wakil Rais), M Ali (Sekretaris), dan Azis Husnan (Wakil Bendahara).

Dalam sambutannya, Ustadz Sholihin sebagai Ketua Ranting NU Kramat Sukoharjo, menjelaskan “selama mengemban amanah di NU, telah aktif melakukan sosialisasi Aswaja terhadap jamaah, namun tantangan terlalu berat. Dan masih banyak program yang belum terealisasi dengan baik, dikarenakan faktor internal dan eksternal yang selama ini terjadi” ungkapnya. 

Dalam konferensi tersebut, Ust. Nasirudin terpilih kembali sebagai Rais Syuriah, dan Kun Sholehudin, S.Pd.I sebagai ketua tanfidziyah.

Kontributor: Syaifudin Zuhri, Tanggul Jember

LTN NU Dirikan Perpustakaan Aswaja

Pringsewu, AULA 
Demikian kesimpulan yang dihasilkan pada Rapat Konsolidasi Pengurus LTN NU Pringsewu yang digelar di Kantor Redaksi Majalah ASWAJA Sabtu (06/04).

Wadah yang diharapkan menjadi sumber ilmu pengetahuan ini memiliki tujuan menumbuhkan rasa gairah warga akan pentingnya membaca sebagai pintu ilmu pengetahuan. Perpustakaan ini juga bertujuan agar dapat dijadikan referensi bagi para Kiai, Asatidz, para penulis dan para aktifis intelektual lainnya yang ingin mendalami suatu disiplin ilmu pengetahuan secara umum, dan memahami ajaran-ajaran Ahlus Sunnah wal Jama’ah serta ke-NU-an secara khusus. Harapan di masa depan mudah-mudahan keberadaan perpustakaan Aswaja ini dapat memberikan manfaat dan barokah bagi warga Pringsewu dan sekitarnya.

Menurut oleh Drs. M. Musta’in, S.Pd, M.Ag, --moderator rapat sekaligus editor majalah Aswaja-- bahwa Perpustakaan Aswaja LTN NU Pringsewu ini dapat memberikan kesempatan dan kontribusi bagi masyarakat untuk turut serta memaksimalkan perkembangan wadah tersebut. Pada tahap awal ini, kontribusi tersebut dapat berwujud hibah buku-buku atau kitab-kitab, CD atau soft copy yang berisi tentang materi atau kajian-kajian ilmiah maupun yang bernuansa keagamaan. Pada tahap selanjutnya dapat berupa keaktifan memanfaatkan perpustakaan tersebut untuk kepentingan ilmiah.

Menurut M Mustanir, Ketua LTN NU Pringsewu, perpustakaan ini diharapkan dapat bersinergi dengan semangat para pemuda, khususnya Kabupaten Pringsewu, untuk berpartisipasi dalam mencerdaskan anak bangsa. Pada saatnya nanti, direncanakan pengelolaan perpustakaan ini akan dipusatkan di Gedung NU Kabupaten Pringsewu secara profesional dan dilengkapi dengan perpustakaan digital.

“Semoga Allah memudahkan niat dan aktifitas baik kita, menjadikan Perpustakaan Aswaja LTN Pringsewu ini sebagai wujud amal jariyah masyarakat Kabupaten Pringsewu dan sekitarnya, serta memberikan manfaat-barakah atas apapun yang Dia berikan kepada kita semua” demikian harapnya.

Kontributor: Muhammad Faizin, Pringsewu

Selasa, 16 April 2013

Mencari Berkah dalam Acara Maulid dan Haul


Sidoarjo, AULA
Dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW beserta Haul Akbar Mbah Asro Syamsuddin pada tahun 2013. Warga Desa Mojosantren, Krian, Sidoarjo, menggelar sebuah acara yang meliputi berbagai macam tradisi dan amaliah NU, antara lain pembacaan Yasin, Tahlil, Istighosah, Manaqib, Sholawat Al-Banjari dan Pengajian Umum yang dihadiri oleh Habib Ahmad Jamal bin Toha Ba'agil dari Malang. ISHARI se-Jatim dan Sema'an Al-Ittihat juga tak luput menghiasi acara rutin yang digelar setahun sekali tersebut.
Pada kesempatan ini hadir Saiful Ilah selaku Bupati Sidoarjo, para Habaib dari Gresik dan Malang serta MWC NU Kecamatan Krian, GP Ansor, Muslimat, Fatayat, IPNU, IPPNU, politisi dan tokoh masyarakat Mojosantren.
Acara ini dilaksanakan untuk menghidupkan tradisi dan amaliah NU di kalangan masyarakat Desa Mojosantren dan sekitarnya. Acara ini dilaksanakan selama 3 hari 3 malam pada hari Jum’at-Ahad (08-10/03). Dalam perhelatan yang dihadiri 3500 orang jama’ah, Saiful Ilah (Bupati Sidoarjo) memberikan pidato sambutannya dan berpesan pada kaum Nahdliyin untuk mempertahankan tradisi haul tersebut, dan memperbanyak dzikir bersama agar terhindar dari bencana yang menimpa daerah Sidoarjo. Selain itu dalam taushiyahnya, Habib Jamal memberikan pesan pada kaum muda untuk menggunakan waktunya dengan baik.
Suatu kebanggaan tersendiri untuk Warga Mojosantren dapat melaksanakan acara tersebut. Semoga ditahun depan peringatan Maulid dan Haul ini bisa tambah meriah dan membawa berkah warga Mojosantren dan umumnya daerah Sidoarjo.
Kontributor: Kiriman Muhammad Fatchur Rozi 

Dialog Mengenang Sosok Gus Dur


Bandarlampung, Aula
“Gus Dur itu memiliki pemikiran yang jauh visinya kedepan” demikian ungkapan yang disampaikan Anggota DPR RI Dr Effendi Choiri dalam Dialog Kebangsaan yang diselenggarakan oleh Pimpinan Fatayat NU Provinsi Lampung (10/03). Gus Coi (panggilan panggilan akrab Dr Effendi Choiri) juga mengisahkan bagaimana kedekatan dan pengalaman yang didapat selama berinteraksi dengan Gus Dur hingga sekarang bisa duduk sebagai Anggota DPR RI. Dialog yang mengangkat Tema Membedah pemikiran Gus Dur dari sudut pandang Agama, Negara, Politik, Budaya dan Demokrasi ini juga menghadirkan pembicara spesial yaitu Putri ke dua alm Gus Dur, Yeni Wahid. Mbak yeni menyatakan bahwa memang pemikiran-pemikiran Gus Dur sering menjadi kontroversi bagi kebanyakan orang. Namun sebenarnya hal ini disebabkan oleh kekurang pahaman sebagaian orang terhadap pola pikir Gus Dur.
Dialog yang diselenggarakan di Hotel Sheraton Bandar Lampung ini juga menghadirkan beberapa tokoh lokal seperti Alzier Dianis Thabrani dan tokoh-tokoh akademis di Provinsi Lampung. Dialog ini dihadiri 2000-an orang yang merupakan keluarga besar NU Provinsi Lampung dan beberapa Tokoh Lintas Agama Pecinta Gus Dur.
Menurut Rida Budiyanti, S Kom, Ketua PW Fatayat NU Lampung. “Acara ini diharapkan dapat melestarikan pemikiran Gus Dur sebagai Bapak Bangsa dalam rangka mewujudkan kehidupan yang rukun, damai, toleran dan demokratis”. Ia menambahkan bahwa “mengamati sosok Gus Dur sangatlah menarik dan multi tafsir. Beliau tidak saja dikenal sebagai seorang yang sukses memimpin NU, tetapi juga seorang tokoh sentral demokrasi, tokoh pembaru Islam, tokoh agama, tokoh budaya, politik, intelektual terkemuka, penganjur pluralisme dan pembela minoritas” ungkapnya mengungkapkan kekagumannya terhadap Gus Dur.
Kontributor: Kiriman Muhammad Faizin