Sabtu, 07 Juli 2012

AULA Juli 2012


Ketika Umrah Ramadlan Jadi Pilihan

Antrian calon jama’ah haji di Indonesia makin panjang saja. Di daerah tertentu mencapai 13 tahun lamanya. Itupun mereka harus melunasi pembayaran seat lebih dulu yang jumlahnya juga tidak sedikit. Seiring dengan itu, umrah Ramadlan makin laris saja. Persaingan ibadah dan bisnis pun makin sulit dipisahkan.

Suatu ketika di Kabupaten Sidoarjo. Ada sebuah travel perjalanan wisata yang menawarkan paket umrah bersama Gus Abid (nama samaran seseorang yang cukup terkenal). Karena nama Gus Abid sedang ngetrend di tengah masyarakat, banyak orang terpikat dengan tawaran itu. Dalam waktu singkat banyak warga yang mendaftarkan diri dengan harapan dibimbing langsung oleh Gus yang banyak dikagumi orang tersebut. Sesuai rencana, mereka pun berangkat bersama Gus Abid.

Tapi apa yang terjadi kemudian, sepulang umrah bukannya mereka merasa puas, justru malah  banyak menumpahkan kekesalannya kepada orang lain. Kok bisa? “Di sana Gus Abid hanya diam, tidak membimbing, tidak ngurus jama’ah, seperti tidak kenal dengan kami, hanya mikir dirinya sendiri,” keluh salah seorang jama’ah. “Gus Abid hanya sibuk dengan dirinya sendiri,” keluh peserta yang lain. Rupanya keluhan serupa banyak berdatangan dari anggota rombongan yang lain. Secara kasat mata mereka tampak menyesal dan merasa diakali oleh travel yang memberangkatkan.

Yah, di sinilah tampak kepiawaian sales travel tersebut dalam memasarkan paket umrahnya. Ia sengaja ‘menjual’ Gus Abid untuk menarik konsumen agar mau berumrah melalui biro perjalanan miliknya. Dengan begitu ia mendapatkan untung besar, sementara Gus Abid tidak mau tahu dengan urusan itu. Akhirnya masyarakatlah yang menjadi korban. Travel untung, Gus Abid untung, masyarakat buntung.

Umrah adalah amalan yang sangat dianjurkan, sedangkan Ramadlan merupakan bulan paling mulia. Umrah di bulan Ramadlan adalah amalan yang sangat mulia dan sangat dianjurkan. Sebuah Hadits Rasulillah SAW yang masyhur dan shahih menyebutkan: “Barangsiapa yang umrah bersamaku di bulan Ramadlan nilainya sama dengan pergi haji bersamaku.” (HR Bukhari dalam Fathul Baari 4/ 74). Juga: “Jika bulan Ramadlan telah tiba, tunaikanlah umrah, sebab umrah di bulan Ramadlan menyamai ibadah haji.” (HR Bukhari Hadits No. 1782 dan Muslim Hadits No. 1258).

Banyak kelebihan yang didapat dalam umrah Ramadlan, karena bulan Ramadlan merupakan bulan istimewa; amal sunnah dinilai seperti amal wajib dan amal wajib pahalanya dilipatgandakan berlipat-lipat. Ramadlan juga merupakan kesempatan untuk koreksi diri dan memohon ampun atas segala dosa. Karena itulah umrah dalam bulan ini sangat dianjurkan bagi mereka yang mampu.

Baca ulasan lengkapnya di Majalah AULA Tab’ah Juli 2012, dapatkan juga liputan lainnya:

Ummurrisalah:
Ketika Umrah Ramadlan Jadi Pilihan (hal 9)
Berlomba Melayani Tamu Allah (hal 11)
Pengalaman Spiritual dengan Layanan Plus (hal 13)
Prof  Dr KH Ali Musthafa Ya’qub, MA: Waspadai Provokator Umrah (hal 15)
Prof Dr H Ahmad Zahro, MA: Jangan Semata Motivasi Bisnis (hal 17)

Assalamu’alaikum (hal 4)
Refleksi (hal 5)
Kotak SMS (hal 6)
Surat Pembaca (hal 7)

Ihwal Jam’iyah: Mantapkan Aswaja NU Sesuai Mainstream Indonesia (hal 19)
Dalam usia yang ke-89, Nahdlatul Ulama mengambil posisi strategis untuk memantapkan Aswaja sesuai mainstream NKRI. Banyaknya aliran keagamaan yang masuk ke Indonesia, membuat NU harus bekerja keras dalam menghadapi permasalahan ini. Mirip dengan suasana ketika pertama kali NU didirikan.

Liputan Khusus: Uji Kesabaran di Akhir Bulan (hal 21)
Penghujung bulan Mei lalu menjadi catatan tersendiri bagi keluarga besar PWNU Jawa Timur. Itu karena dua peristiwa kekerasan menimpa warganya. Pertama, di kawasan Mataraman Banser dibacok anggota Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT); kedua, di tapal kuda pengurus NU dilarang mengadakan pengajian hingga terjadi pembacokan di bagian kepala.

Tokoh: Prof Dr Rochmat Wahab, MA, MPd; Pendidikan sebagai Lompatan Hidup (hal 25)
Rochmat Wahab kecil lahir dari seorang ayah yang berprofesi sebagai petani di Jombang. Gigihnya perjuangan dan doa membuahkan lompatan hidup yang luar biasa. Berhasil meraih gelar profesor, menjadi rektor di universitas ternama dan Ketua PWNU. Bagaimana caranya?

Bahsul Masail: Puasa di Bulan Rajab (hal 28)
Kajian Aswaja: Keabsahan Tradisi Nishfu Sya’ban (hal 30)

Uswah: TMA Panglima Polim; Perintis NU Aceh yang Terlupakan (hal 32)
Sejak masa-masa awal kerajaan Islam, seluruh masyarakat, ulama dan para raja di Aceh adalah penganut madzhab Syafi’i yang taat. Namun tidak banyak orang tahu jika NU secara resmi masuk ke wilayah ini malah belakangan. Dibawa oleh salah seorang keluarga bangsawan kerajaan. Dia adalah TMA Panglima Polim

Nisa’: Hj Mutmainnah; Tetap Tirakat untuk Anak (hal 36)
Setiap orang tua selalu menginginkan anak-anaknya sukses. Untuk menjadikan mereka berhasil menggapai cita-cita, biasanya orang tua rela melakukan riadlah batiniah dan mendekat kepada orang-orang alim agar mendapatkan bimbingan. Sudah begitu, ketika anak telah sukses, orang tua malah tidak mau ngeriwuki. Kisah seperti itulah yang dijalani Hj Mutmainnah ini.

Pesantren: PP Darussa’adah Gubuk Klakah;  Berkah dari Ketaatan pada Habib (hal 38)
Bermula dari daerah merah dan Islam sebagai minoritas, pesantren itu didirikan dengan penuh keprihatinan. Tak kurang dari 40 orang telah gagal berdakwah di sana, kalah oleh kerasnya black magic orang pegunungan. Namun, rupanya kesuksesan dakwah baru dialami oleh orang ke-41. Dia adalah Nur Hasanuddin.

Pendidikan: MTs NU Joho Nganjuk; Jihad Akademis di Lereng Gunung Wilis (hal 40)
Mengelola lembaga pendidikan di pedalaman memang penuh tantangan. Bukan murid butuh sekolah, tapi sekolah yang harus mencari murid. Perjuangan itu pernah dilewati oleh MTs NU Joho yang berada di kawasan pegunungan. Alhamdulillah, kini kondisinya sudah jauh lebih baik. Bagaimana caranya?

Kancah Dakwah: Menyapa Mereka yang Ditinggal (hal 42)
Tidak banyak mubaligh yang mau tinggal bersama masyarakat binaannya di pelosok pegunungan. Biasanya mereka lebih suka tinggal di kota, di tengah komunitas masyarakat yang sudah islami. Tapi lain halnya dengan da’i kita ini. Ia dengan telaten menemani masyarakat binaannya di atas gunung dan berkabut selama bertahun-tahun.

Muhibah: Menemukan “Islam” di Swiss (hal 44)
Wakil Pemimpin Umum Majalah AULA Abdul Choliq Baya pada 10-24 Mei 2012 lalu mengunjungi enam negara di Eropa Barat; Jerman, Belanda, Belgia, Perancis, Swiss dan Italia. Berikut hasil laporan perjalanannya selama di Swiss semoga bisa dipetik hikmahnya.

Mimbar Aula (hal 47)

Nuansa: Ramadlan Berkah dengan Ngaji Kilatan (hal 49)
Ada yang berbeda dari bulan penuh berkah ini. Ya Memasuki Ramadhan, beberapa pesantren menyelenggarakan kilatan kitab kuning. Targetnya adalah bisa mengkhatamkan kitab-kitab besar dalam hitungan hari.

Wirausaha: Prospek Rebana Makin Cerah (hal 51)
Siapa bilang pengrajin rebana tinggal menghitung hari untuk gulung tikar. Tanpa banyak diketahui orang, ternyata masa depan mereka makin cemerlang. Pesanan terus datang, bahkan sampai kewalahan. Ternyata semua itu berkaitan erat dengan Gus Dur. Lho, kok bisa?

Lentera: Pakar Astronomi dan Matematika (hal 53)
Ibrah: Pidato Kiai Hasyim yang Menghebohkan (hal 54)
Wawasan: Perjanjian Hudaibiyah, NKRI dan Khilafah (hal 55)

Sembilan: Pesepakbola Muslim Terelit di Eropa (hal 58)
Gemerlap turnamen EURO 2012 baru saja berlalu. Permainan para bintang yang meliuk-liuk di atas lapangan mampu menyihir sebagian besar pasang mata di seluruh dunia. Di antara mereka, ada beberapa pemain yang beragama Islam. Mereka berhasil menembus persaingan ketat masuk ke klub elit maupun tim nasional di negara mereka.

Sekilas Aktivitas (hal 60)
Rehat: Habib Umar & Hj Siti Aniroh (hal 66)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar