Sabtu, 02 April 2016

Majalah Aula April 2016

Majalah NU Aula April 2016
Edisi Harlah NU Ke-93 (16 Rajab 1344 – 16 Rajab 1437 H)
-----------------------------------------------
KOBARKAN SPIRIT KOMITE HIJAZ
-----------------------------------------------
Sudah 93 tahun Nahdlatul Ulama didirikan. Berjuang menegakkan Islam Ahlusunnah Waljama’ah dan membangun kebangsaan. Kini, NU makin banyak menghadapi tantangan. Saatnya, spirit Komite Hijaz dikobarkan.
Ikuti ulasan menariknya dalam Majalah Nahdlatul Ulama Aula edisi April 2016:
1) Rojabiyah, bulan harlah
2) Kobarkan Spirit Komite Hijaz
3) Komite Hijaz dan wawasan peradaban dunia
4) Pesan langit di balik berdirinya NU
5) Harlah ingatkan wasiat Hadratussyaikh

Dapatkan pula berita istimewa lainnya Ahlan: Kebanggaan baru
Ihwal jam’iyah: Peringatan akbar Harlah Muslimat
Wawancara khusus: KH Subhan Makmun (Ponpes Assalafiyah Brebes)
Kajian Aswaja: Kupas tuntas hujah amaliah hari Jumat
Wawasan: Mengapa harus setia pada NU dan NKRI?
Amaliah: Keutamaan bulan Rajab
Uswah: KH Muhammad Ramli, pendiri NU Sulawesi Selatan
Nisa’: Hj Dinawati (Obat Mujarab itu bernama pernikahan)
Suara santri: Lestarikan aksara pegon, untuk apa?
Catatan Gus Ali: Isra’ mi’raj dan budaya baca
Kancah dakwah: Dinamika NU dan Muslimat NU Taman, Sidoarjo

Baca juga sajian menarik seputar
Kiai bertutur: KH Mas Alwi bin Abdul Aziz
Bahtsul masail: Batasan mengidolakan orang kafir
Serambi NUsantara: Profil PCNU Lampung Timur
Dirasah: Al-Qur’an menggunakan bahasa fasih
Anekdot santri: Haji sholeh saja
Lentera: Mahaguru filsafat dan penemu alat musik
Ibrah: Strategi propaganda NU
Serambi Jawa Tengah: PCNU Wonosobo tangkal pernikahan sejenis, pengusaha santri Semarang menggeliat, Bupati Tegal cocok degan NU dan Ikhtiar pembentukan karakter NU
Wirausaha: Menikmati surga kopi Nunsantara
Rehat: Cari menantu yang NU (1), Bangga berpeci hitam (2) Minta maaf untuk Muslimat (3)
Pesantren: Fokus al-Qur'an, tatap masa depan
Naskah khutbah Jum’at
Warta Ma’arif
Kronik Kramat Raya
Kilas Nusantara
Tabayun

Harga eceran: Rp. 20.000 (Jawa) / Rp. 25.000 (luar Jawa)
Dapatkan segera! 
Hubungi Pemasaran Majalah Aula 
Kantor PWNU Jatim di Jl Al-Akbar Timur 9 Surabaya
Telp. (031) 8296119 Hp. 0813 3038 3529 / 0857 3009 2601

AULA (Akhbaru Ulama Li Ahlissunnah waljama’ah)
Bacaan Kiai, Santri dan Pemerhati

Selasa, 01 Oktober 2013

Ansor Kencong Gelar Dialog Kebangsaan


Jember, AULA
Menindaklanjuti hasil kesepakatan damai antara kubu kelompok yang bertikai di Kecamatan Puger, Kabupaten Jember, PC Gerakan Pemuda Ansor menggelar Dialog Kebangsaan (21/9).

Dialog yang digelar di Aula STAIN Jember ini menghadirkan ketua MUI Kabupaten Jember, Prof. DR. HA Halim Subahar, MA, KH Khoir Zad Maddah, Rois Syuriah PCNU Kencong dan Hendro Tri Subiyantoro, SE, MM, wakil ketua PW GP Ansor Jawa Timur.

Menurut Abd. Rohim, ketua PC GP Ansor Kencong, kegiatan Dialog Kebangsaan ini digelar dalam rangka merespon dan mensosialisasikan hasil keputusan yang difasilitasi pemkab Jember dalam memediasi perdamaian dua kelompok yang bertikai di kecamatan Puger Jember.

“Kegiatan ini digelar di kota, yang jauh dari tempat kejadian perkara dimaksudkan agar mudah disebarluaskan oleh media massa, disamping itu kegiatan ini juga untuk meluruskan berita yang selama ini terkesan simpang siur“ kata Rohim dalam sambutan pembukaan. 

Sementara Prof. A Halim Subahar banyak menyampaikan proses dipertemukannya dua kelompok yang bertikai untuk mencapai kesepakatan damai.

“Yang penting setelah ini tidak ada lagi pelanggaran kesepakatan seperti yang sudah-sudah” tambah KH Hasyim Wafir, di hadapan wartawan yang hadir dalam kegiatan Dialog Kebangsaan pasca peristiwa Puger ini.

Sedangkan Gus Yak, panggilan akrab KH. Khoir Zad Maddah, Rois Syuriah PCNU Kencong menyoroti semakin melemahnya pemahaman ummat islam terhadap ajaran agamanya. Dan, ini merupakan tanggung jawab kita bersama. 

Sementara Hendro T. Subiyantoro banyak menceritakan kejadian berbagai konflik antar masyarakat yang terjadi di Jawa Timur dan keterlibatan Ansor dalam menangani persoalan konflik di masyarakat, “Ini merupakan bentuk bhakti dan kepedulian Ansor terhadap terciptanya kehidupan yang damai di tengah-tengah masyarakat“. Katanya menutup kegiatan Dialog Kebangsaan.

Kontributor: PC Ansor Kencong

Halal bi Halal GP Anshor NU dan Peringatan 68 Tahun Kemerdekaan RI

Malang, AULA
Berkhidmat untuk negeri menjadi semangat dalam acara Halal bi halal keluarga besar GP Ansor NU Jawa Timur. Serta peringatan HUT ke-68 Kemerdekaan RI yang digelar di Graha Cakrawala Universitas Negeri Malang (25/8).Tidak ketinggalan dalam kegiatan ini Ansor dan Banser PC Gresik menunjukkan kekuatan dengan show of force ke Malang untuk menghadiri acara tersebut.

"Ya ini bagian komitmen kami untuk berkhidmat untuk negeri dan Ansor Banser Kabupaten Gresik selalu mem-backup NU dan sedang disetting sebagai NU masa depan dan masa depan NU. Disebut demikian,sebab Ansor akan mengisi kader NU masa mendatang." Ujar Sekjen Ansor Kabupaten Gresik, Agus Junaidi.

Acara tersebut dihadiri Mendikbud Prof. Dr. Ir. Mohammad Nuh, DEA, Ketua umum GP Ansor Nusron Wahid, Abu Rizal Bakrie, dan pengasuh pesantren Bumi Shalawat Tulangan Sidoarjo KH Agoes Ali Masyhuri. Ketua panitia Berkhidmat untuk Negeri, H. Imron Rosyadi Hamid, mengatakan, acara ini amat penting.Sebagai pembuka atau mesin pemanas menjelang puncak Harlah Ansor ke 79 di Surabaya pada 10 Nopember 2013 mendatang. Puncak Harlah nanti akan dihadiri oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono.

"Juga menandai akan dilaksanakanya International Islamic Financial Inclusion Summit (IIFIS). Pertemuan 23 negara termasuk Amerika Serikat itu didorong oleh GP Ansor," terang Gus Imron.

Kegiatan ini diikuti Hampir 10 ribu kader Ansor dan Banser se Jawa Timur. Nusron Wahid mengatakan, "Kader Ansor harus menjalankan tiga filosofi itu agar anfa'uhum atau dapat memberi kemanfaatan. Jika tiga hal itu dilaksanakan maka rampung sudah masalah Indonesia. Sebab, problem Indonesia itu ada tiga, yakni masalah ideologi dan kebhinekaan seperti munculnya islam garis keras. Islam garis keras dan nasionalisme sudah diselesaikan Ansor. Masalah kedua adalah problem kemiskinan dan ketiga masalah Korupsi.

"Politik bagi Ansor itu hak, tidak ada larangan sama seperti di UUD, tetapi kader Ansor harus cerdas memilih berpolitik praktis dan keorganisasian, bahkan kalau kader Ansor muncul kita anjurkan memilih. Ada ukhuwah Anshoriyah, ukhuwah Nahdliyah dan ukhuwah Islamiyah serta ukhuwah Wathoniyah," jelasnya.

Kontributor: Moh. Syafik S.Ag, Dukun Gresik