Selasa, 01 Oktober 2013

Ansor Kencong Gelar Dialog Kebangsaan


Jember, AULA
Menindaklanjuti hasil kesepakatan damai antara kubu kelompok yang bertikai di Kecamatan Puger, Kabupaten Jember, PC Gerakan Pemuda Ansor menggelar Dialog Kebangsaan (21/9).

Dialog yang digelar di Aula STAIN Jember ini menghadirkan ketua MUI Kabupaten Jember, Prof. DR. HA Halim Subahar, MA, KH Khoir Zad Maddah, Rois Syuriah PCNU Kencong dan Hendro Tri Subiyantoro, SE, MM, wakil ketua PW GP Ansor Jawa Timur.

Menurut Abd. Rohim, ketua PC GP Ansor Kencong, kegiatan Dialog Kebangsaan ini digelar dalam rangka merespon dan mensosialisasikan hasil keputusan yang difasilitasi pemkab Jember dalam memediasi perdamaian dua kelompok yang bertikai di kecamatan Puger Jember.

“Kegiatan ini digelar di kota, yang jauh dari tempat kejadian perkara dimaksudkan agar mudah disebarluaskan oleh media massa, disamping itu kegiatan ini juga untuk meluruskan berita yang selama ini terkesan simpang siur“ kata Rohim dalam sambutan pembukaan. 

Sementara Prof. A Halim Subahar banyak menyampaikan proses dipertemukannya dua kelompok yang bertikai untuk mencapai kesepakatan damai.

“Yang penting setelah ini tidak ada lagi pelanggaran kesepakatan seperti yang sudah-sudah” tambah KH Hasyim Wafir, di hadapan wartawan yang hadir dalam kegiatan Dialog Kebangsaan pasca peristiwa Puger ini.

Sedangkan Gus Yak, panggilan akrab KH. Khoir Zad Maddah, Rois Syuriah PCNU Kencong menyoroti semakin melemahnya pemahaman ummat islam terhadap ajaran agamanya. Dan, ini merupakan tanggung jawab kita bersama. 

Sementara Hendro T. Subiyantoro banyak menceritakan kejadian berbagai konflik antar masyarakat yang terjadi di Jawa Timur dan keterlibatan Ansor dalam menangani persoalan konflik di masyarakat, “Ini merupakan bentuk bhakti dan kepedulian Ansor terhadap terciptanya kehidupan yang damai di tengah-tengah masyarakat“. Katanya menutup kegiatan Dialog Kebangsaan.

Kontributor: PC Ansor Kencong

Halal bi Halal GP Anshor NU dan Peringatan 68 Tahun Kemerdekaan RI

Malang, AULA
Berkhidmat untuk negeri menjadi semangat dalam acara Halal bi halal keluarga besar GP Ansor NU Jawa Timur. Serta peringatan HUT ke-68 Kemerdekaan RI yang digelar di Graha Cakrawala Universitas Negeri Malang (25/8).Tidak ketinggalan dalam kegiatan ini Ansor dan Banser PC Gresik menunjukkan kekuatan dengan show of force ke Malang untuk menghadiri acara tersebut.

"Ya ini bagian komitmen kami untuk berkhidmat untuk negeri dan Ansor Banser Kabupaten Gresik selalu mem-backup NU dan sedang disetting sebagai NU masa depan dan masa depan NU. Disebut demikian,sebab Ansor akan mengisi kader NU masa mendatang." Ujar Sekjen Ansor Kabupaten Gresik, Agus Junaidi.

Acara tersebut dihadiri Mendikbud Prof. Dr. Ir. Mohammad Nuh, DEA, Ketua umum GP Ansor Nusron Wahid, Abu Rizal Bakrie, dan pengasuh pesantren Bumi Shalawat Tulangan Sidoarjo KH Agoes Ali Masyhuri. Ketua panitia Berkhidmat untuk Negeri, H. Imron Rosyadi Hamid, mengatakan, acara ini amat penting.Sebagai pembuka atau mesin pemanas menjelang puncak Harlah Ansor ke 79 di Surabaya pada 10 Nopember 2013 mendatang. Puncak Harlah nanti akan dihadiri oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono.

"Juga menandai akan dilaksanakanya International Islamic Financial Inclusion Summit (IIFIS). Pertemuan 23 negara termasuk Amerika Serikat itu didorong oleh GP Ansor," terang Gus Imron.

Kegiatan ini diikuti Hampir 10 ribu kader Ansor dan Banser se Jawa Timur. Nusron Wahid mengatakan, "Kader Ansor harus menjalankan tiga filosofi itu agar anfa'uhum atau dapat memberi kemanfaatan. Jika tiga hal itu dilaksanakan maka rampung sudah masalah Indonesia. Sebab, problem Indonesia itu ada tiga, yakni masalah ideologi dan kebhinekaan seperti munculnya islam garis keras. Islam garis keras dan nasionalisme sudah diselesaikan Ansor. Masalah kedua adalah problem kemiskinan dan ketiga masalah Korupsi.

"Politik bagi Ansor itu hak, tidak ada larangan sama seperti di UUD, tetapi kader Ansor harus cerdas memilih berpolitik praktis dan keorganisasian, bahkan kalau kader Ansor muncul kita anjurkan memilih. Ada ukhuwah Anshoriyah, ukhuwah Nahdliyah dan ukhuwah Islamiyah serta ukhuwah Wathoniyah," jelasnya.

Kontributor: Moh. Syafik S.Ag, Dukun Gresik

AULA Oktober 2013