Hongkong, AULA
Umat Islam harus memperkuat lima hal, yaitu akidah, syariat, akhlak, ekonomi, dan ilmu. Kelima hal itu tidak bisa di pisahkan. Akidah tidak bisa ditawar. Wujudnya adalah dengan iman dan takwa, seperti sholat, zakat, puasa, dan haji. Kekuatan syariat juga harus dibarengi dengan tata tertib cara beribadah. Akhlak harus dibarengi dengan etika, tata krama, sopan-santun. Ekonomi harus dibarengi dengan usaha dan do’a. Ilmu untuk mengontrol syariat, akidah, dan ekonomi.
Demikian disampaikan KH. Achmad Chalwani Pengasuh Pondok Pesantren "An-Nawawi" Berjan Purworejo Jawa Tengah, beberapa waktu lalu di hadapan ratusan Buruh Migran Indonesia (BMI) Hong Kong yang menghadiri tablig akbar yang diselenggarakan Majelis Miftahul Jannah BMI Hong Kong bekerja sama dengan Dompet Dhuafa Hong Kong (DDHK), di Leader Dance Commercial Building MTR Exit C Sheung Wan.
Acara diisi pula oleh Ustadz Maulana Alwi dan dimeriahkan penampilan munsyid Deni Aden (Sapu Jagad). Tampak hadir General Manager DDHK Ahmad Fauzi Qosim.
KH. Achmad Chalwani yang menjabat Syuriah Nahdlatul Ulama Jawa Tengah ini juga menerangkan tentang doa. Dikemukakannya, berdoa yang paling baik itu di Mekah dan dan Madinah, namun di tempat lain ada juga saat-saat mustajabah untuk berdoa, yaitu waktu Magrib kurang sedikit, antara Adzan dan Iqomat, dengan melantunkan sholawat.
Ia juga mengatakan, berdoa boleh memakai bahasa apa saja, asalkan doa itu baik dan ini adalah bukti kalau agama Islan Rahmatan Lil ‘Alamin.
“Allah SWT mewakilkan satu malaikat di makam para wali, orang soleh, atau para sahabat nabi untuk menampung doa orang yang berziarah ke makam orang tersebut dan dinaikkan kepada Allah SWT,” imbuhnya.
Ia juga melantunkan sholawat lil’alamin yang diciptakan oleh guru beliau “’ala Nabi sholatulloh, salamuhu ‘ala Rosul, nuruka lil mu’minin, rahmatan lil ‘alamin”.
Kontributor: Ahmad Naufa, Redaktur: Nisa Amelia/ddhongkong.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar