Rabu, 24 Agustus 2011
Aula Agustus 2011
Berharap Berkah dari Kaum Sufi
Ketika dunia makin tidak tenteram, kerakusan manusia makin tak terkendali dan keadilan makin sulit didapatkan, para tokoh agama melirik kaum sufi sebagai alternatif jalan keluar. Ternyata para pemimpin tarekat di tingkat internasional jauh dari kesan yang selama ini terlihat di tingkat lokal. Mereka alim, intelek dan berwibawa. Pakaian mereka pun bagus-bagus.
PERTENGAHAN bulan Juli lalu, PBNU menggelar kegiatan besar bertajuk Al-Multaqo as-Sufy al-Alamy (Konferensi Sufi Internasional) di Jakarta. Dalam kegiatan yang dimotori oleh Jam’iyah Ahlith Thariqah Al-Mu’tabarah An-Nahdliyah (Jatman) itu hadir para ulama sufi dan mursyid tarekat dari dalam dan luar negeri. Di antaranya Syaikh Hisyam Kabbani (Amerika, Khalifah Naqsyabandi Haqqani), Syaikh Rojab Dib An-Naqsyabandi (Syria, Mursyid Tarekat Naqsyabandi), Habib Zaid bin Abdurrahman bin Yahya (Yaman), Syaikh Abdurohim Ar-Rukainy (Sudan, Mursyid Tarekat Qur’aniyah As-Sunniyah Al-Muhammadiyah Ar-Rukainiyah), Syaikh Jibril Fuad Al-Hadad (Brunei, penanggung jawab dakwah Asia Tenggara Naqsyabandi Haqqani), Syaikh Fuad Suhaimi (utusan khusus Pemimpin Libya Moammar Qadafi), dan Syaikh Musthafa Mas’ud (Amir Naqsyabandi Haqqani Indonesia). Dari dalam negeri hadir para mursyid tarekat-tarekat mu’tabarah di bawah naungan NU. Mereka berjumlah 50 orang. Ditambah para pengurus Idaroh Aliyah dan Idaroh Wustho Jatman se-Indonesia sehingga jumlah mereka sekitar 300 orang. Hadir pula seorang pengamat dari Jepang Prof Tonaga.
Pertemuan yang merupakan kelanjutan dari pertemuan serupa di Nablus, Libya pada Pebruari lalu itu bertujuan untuk menggali potensi yang terkandung dari nilai-nilai ajaran tasawuf dan tarekat untuk membantu mewujudkan perdamaian dunia yang semakin jauh dari angan. “Mudah-mudahan pertemuan ini akan terus berlanjut menjadi kekuatan tarekat yang tersebar di seluruh dunia sebagai elemen penting membangun peradaban manusia,” H As’ad Said Ali, Ketua Panitia Pelaksana menaruh harap.
Rais Am PBNU, Dr KH MA Sahal Mahfudz, menilai penggalian kembali nilai-nilai tasawuf untuk membantu perdamaian dunia saat ini sangat penting. Apalagi dunia sedang dilanda dekadensi moral, pornografi, korupsi, pelanggaran nilai-nilai dan norma agama Islam. Stigma negatif juga semakin melekat pada umat Islam, akibat sikap radikal yang dilakukan sebagian kecil umat Islam. “Pendekatan tasawuf yang mengedepankan kejernihan hati dan kebenaran universal menjadi sangat penting dilakukan,” tutur Kiai Sahal. Apalagi di Indonesia, kata Kiai Sahal, tasawuf turut berperan penting dalam membebaskan diri dari penjajahan.
Ketua Umum PBNU, Dr KH Said Aqiel Sirodj, MA, menjelaskan, kembali kepada nilai-nilai ajaran tasawuf saat ini adalah sangat penting. Orang Barat modern biasanya berpikir serba materi. Tapi pasca modern mereka mengakui pentingnya aspek spiritual, kalau tidak ingin menjadi kain bila dzakirah alias robot. Orang NU dikenal memiliki toleransi yang tinggi karena di dalamnya mengalir nilai-nilai tasawuf yang kuat. “Tanpa tasawuf orang akan sulit toleran,” tegasnya.
Ia mencontohkan kelompok radikal Wahabi-Salafi yang sulit berinteraksi dengan masyarakat sekitar, karena tidak memiliki akar tasawuf. Mereka selalu menyalahkan kelompok-kelompok lain yang tidak sejalan dengan mereka. Bahkan, konon, menurut mereka, berzina masih lebih baik daripada makan makanan yang disuguhkan dalam tahlilan. Na’udzubillah min dzalik!
Menurut asisten Sekjen Multaqo Sufi Asia itu, NU-lah yang paling paham ber-Islam dan bernegara, sementara mereka masih berkutat pada persoalan klasik yang belum juga menemukan jawaban. “NU paling awal selesai membahas apa itu Islam dan apa itu negara,” kata Kiai Said. Dan semua itu, menurut Kiai Said, karena NU telah lekat dengan ajaran-ajaran tasawuf yang dibawa oleh Walisongo.
Walhasil, dalam pertemuan itu dibahas tentang pentingnya mengupayakan perdamaian dunia yang digali dari nilai-nilai ajaran tasawuf. Disamping itu dirumuskan pula langkah bersama untuk mengurangi fanatisme kelompok, menghimpun silsilah sanad para mursyid dari semua aliran tarekat di seluruh dunia, serta saling bertukar informasi seputar dunia tasawuf dan tarekat dari berbagai negara.
Syaikh Rojab Dib An-Naqsyabandi justru berharap lebih dari itu. “Kami berharap pertemuan ini dapat memunculkan sesuatu yang menjadi daya dobrak dunia, seperti dalam Konferensi Asia Afrika (KAA),” kata Syaikh Rojab. Sebab dulu, menurut murid terdekat Syaikh Ahmad Kaftaro itu, Indonesialah negara yang paling berperan membantu negara-negara Arab untuk bangkit dari penjajahan.
KAA, menurut Syaikh Rojab, adalah murni ide pemikiran para ulama. Ide dasar dari KH Abdul Wahab Hasbullah, salah seorang tokoh NU, yang disampaikan kepada Bung Karno. Bung Karno menyetujui ide tersebut. Mereka yang datang pada konferensi itu juga para ulama. Termasuk Syaikh Ahmad Kaftaro yang menjadi utusan Syria. Oleh karena itu, ia berharap agar kali ini Indonesia kembali menjadi pelopor gerakan itu lagi. M Subhan
Baca ulasan lengkap tentang Kaum Sufi Membangun Peradaban Baru di Majalah AULA edisi Agustus 2011 :
- Berharap Berkah dari Kaum Sufi (hal 10)
- Terpersona Tarian Sufi (hal 13)
- Deklarasi Multaqos Shufi (hal 15)
- Tarekat NU Berstandar (hal 17)
- Tidak Semua Sepakat Konferensi Sufi (hal 20)
- Tiap Orang Butuh Tarekat (hal 24)
Wawancara: Habib Luthfy: Intinya NU Ya Tarekat (hal 27)
DAPATKAN JUGA LIPUTAN MENGENAI :
Refleksi: Tiga Karung (hal 8)
Ihwal: Padukan Akidah dan Tasawuf (hal 31)
Liputan Khusus: Laporan dari Kongres Pertama Pergunu (hal 34)
Bahtsul Masail: Lailatul Qadar dan Zakat Profesi (hal 38)
Mimbar Aula: Menyelami Makna Idul Fitri (hal 43)
Muhibah: Berjuang Mendirikan Masjid di Philadelphia (hal 49)
Uswah: KH Fatchurrahman Kafrawi (hal 52)
Pesantren: Ponpes Al-Luwung Sragen (hal 56)
Kancah Dakwah: Dakwah yang Mengudara (hal 61)
Pendidikan: MTs NU Sunan Kalijaga Batang (hal 64)
Khazanah: Mengawali Buka dengan Semangka? (hal 67)
Dirasah: Pendidikan Karakter Berbasis Pesantren (hal 70)
Rehat: Moh Ma’ruf Syah, SH, MH (hal 78)
Aktualita: Beruntung Indonesia Punya Muslimat (hal 80)
Sekilas Aktivitas (hal 90)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Untuk berlangganan majalah AULA di daerah Bangil Pasuruan contact person no hp ke siapa ya
BalasHapusmohon bantuan mhsonhaji@yahoo.com
segenap keluarga besar rsi sakinah mojokerto telp/sms :08121674130 mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1432 H Mohon Maaf Lahir dan Batin
BalasHapus