Selasa, 17 September 2013

KH Bisri Musthofa

Ulama Multitalenta dan Multikarya

Sebagai tonggak perjuangan masyarakat, ulama selalu menjadi sosok yang terdepan dalam melawan penjajahan. Ia menjadi panutan dan pembimbing di tengah jalan kegelapan. Begitu pula yang diperankan oleh KH Bisri Musthofa.

Tersebutlah nama Mashadi sebagai nama kecil dari KH Bisri Musthofa. Namanya kemudian lebih familiar  dengan panggilan Bisri Musthofa seusai menunaikan ibadah haji. Ia dilahirkan pada tahun 1915 di kampung sawahan Gang Palen, Rembang, Jawa Tengah. Ia lahir dari seorang ayah bernama H Zaenal Musthofa dan seorang ibu Hj Chodijah.

Bisri kecil dikenal sebagai anak yang biasa-biasa saja. Bahkan ia lebih menyukai bekerja untuk mencari uang daripada mengaji. Ada beberapa faktor mengapa Bisri kecil enggan mondok kala itu. Ia menganggap bahwa pelajaran di pondok pesantren begitu sulit  dan ia tidak mempunyai bekal untuk itu.

Namun kebiasaan itu tidak berlangsung lama, sampai pada akhirnya ia bersedia untuk mengaji di pesantren dan menekuni ilmu-ilmu agama. Perantauan pertama untuk menimba ilmu dilakukan di Pesantren Kasingan yang diasuh oleh KH Cholil. Sempat tidak betah berada di pesantren, ia kembali ke rumah. Namun, sekembalinya dari pesantren H Zuhdi (kakak tertuanya) justru memaksanya untuk kembali lagi ke pesantren. Dan memasrahkannya kepada ipar KH Cholil bernama Suja’i yang berada di pesantren tersebut.

Di awal kehadirannya di pesantren, ia belajar terlebih dahulu kepada Suja’i. Karena Bisri masih dirasa kurang mempunyai bekal untuk mengaji secara langsung kepada Kiai Cholil. Oleh Suja’i, sehari-hari Bisri hanya diajari satu kitab saja yakni Alfiyah Ibnu Malik. Sehingga Bisri menjadi santri yang sangat menguasai isi kitab tersebut. Dengan kemampuan itu ia lalu diperbolehkan mengikuti pengajian yang dipimpin langsung oleh Kiai Cholil. Bahkan, ia menjadi rujukan pertanyaan apabila ada permasalahan yang tak mampu dijawab oleh para santri. Pelbagai kitab juga sudah banyak ia pelajari, di antaranya Fathul Wahab, Iqna’, Jam’ul Jawami, Uqudul Juman, dll.

Selain mondok di Kasingan, ia juga mengaji kilatan selama Raamdlan di pesatren Tebuireng Jombang asuhan KH Hasyim Asy’ari. Kemudian, tepat di umur 20 tahun, Bisri diambil mantu oleh Kiai Cholil dan menikah dengan Ma’rufah (saat itu masih berusia 10 tahun). Dari perkawinan inilah nantinya KH Bisri Musthofa dikaruniai 8 anak, yaitu Cholil (KH Cholil Bisri), Musthofa (KH MUsthofa Bisri/Gus Mus), Adieb, Faridah, Najihah, Labib, Nihayah dan Atikah.

Semangat Mengejar Ilmu

Semangat pencarian ilmu tak berhenti begitu saja setelah ia menikah dengan Ma’rufah. Ketika musim haji tiba, Kiai Bisri nekad berangkat ke Makkah untuk melaksanakan haji dan memperdalam ilmunya. Namun karena bekalnya sedikit, Kiai Bisri mengabdi kepada kepada Syeikh Chamid Said sebagai khadam.

Di Makkah pendidikan yang ia jalani bersifat non-formal. Ia belajar kepada  1936 kepada Kiai Bakir, Syeikhh Umar Khamdan Al-Magrib, Syeikh Maliki, Sayyid Amir, Syeikh Hasan Masysyath, dan kiai Abdul Muhaimin. Sayangnya, Kiai Bisri tak bisa berlama-lama untuk menuntut ilmu di kota suci itu. Setahun kemudian, Kiai Bisri harus pulang karena permintaan mertuanya. Pada tahun 1938 M  ia pulang ke Kasingan dan setahun kemudian mertuanya meninggal dunia.

Setelah kepulangannya dari Mekkah Kiai Bisri semakin aktif mengisi pengajian di pesantren dan mendirikan Ponpes Raudlatut Thalibin di Rembang. Di samping mengisi pengajian pesantren, kesehariannya juga disibukkan dengan mengisi ceramah-ceramah keagamaan. Bahkan Kiai Bisri dikenal sebagai tokoh yang handal berpidato dan menyampaikan orasi.

KH Syaifuddin Zuhri pernah menuturkan bahwa Kiai Bisri memang orator dan ahli pidato yang hebat. Ia mampu mengutarakan hal-hal sebenarnya sulit menjadi gamblang. Mudah diterima oleh orang desa maupun kota. Yang membosankan menjadi mengasyikkan. Kritikan-kritikan tajam meluncur begitu saja dengan lancar dan menyegarkan pihak yang terkena kritik tidak marah karena disampaikan secara sopan dan menyegarkan. Selain itu ia pun menghibur dengan humor-humornya yang membuat semua orang tertawa terpingkal-pingkal.

Dedikasi dan Karya

Kiai Bisri merupakan satu di antara banyak ulama Indonesia yang memiliki karya besar. Beliaulah sang pengarang kitab tafsir al-Ibriz li Ma’rifati Tafsiril Qur’anil Aziz. Kitab tafsir ini selesai ditulis pada tahun 1960 dengan jumlah halaman setebal 2270 yang terbagi ke dalam tiga jilid besar.

Selain itu, pemikiran Kiai Bisri juga banyak dituangkan dalam bentuk tulisan yang disusunnya menjadi buku, kitab-kitab dan lain sebagainya. Tidak hanya tentang tafsir, tetapi juga bidang tauhid, fiqh, akhlaq-tasawuf, Syariah, Aqidah, hadits, tata bahasa dan sastra Arab, dan lain-lain. Karya-karya tersebut sampai sekarang masih menjadi rujukan para ulama yang mengajar dipesantren. Bahkan menurut putranya, KH Chollil Bisri, seluruh karya Kiai Bisri yang telah dicetak kira-kira berjumlah 176 buku.

Karirnyapun dalam dunia politik juga cukup gemilang. Tiga era pemerintahan yang ia lalui selalu menempatkannya pada posisi strategis. Di era penjajahan ia duduk sebagai Ketua NU dan Ketua Hizbullah Cabang Rembang. Dan di tahun 1955, ia mulai aktif di Partai NU dengan mengabdi secara total kepada NU. Kemudian, di era Soekarno ia aktif sebagai anggota Konstituante, anggota MPRS dan pembantu Menteri Penghubung Ulama. Dan di era kepemimpinan Soeharto, ia menjabat sebagai anggota MPR RI dari utusan daerah golongan ulama. Pada tahun 1977, ia menjabat sebagai Majelis Syuro PPP pusat dan scara bersamaan juga sebagai Rais Syuriah PWNU Jawa Tengah.

Kiai Bisri juga dikenal sebagai satrawan atau seniman. Telah tersurat beberapa karyanya berupa syair atau puisi yang penuh dengan pesan-pesan moral bagi masyarakat. Ia juga pernah menulis drama tentang cinta kisah Nabi Yusuf dan Siti Zulaicha yang kemudian ia rekam sendiri dalam bentuk monolog. Sedangkan di dunia bisnis, Kiai Bisri juga dikenal gigih dan kreatif dalam menangkap peluang usaha. Ia memang dididik menjadi keluarga pedagang. Kiai Bisri pernah mendirikan yayasan yang bergerak dibidang ekonomi dan perdagangan yaitu Yayasan Mu'awanah Lil Muslimin (YAMU'ALIM).

Itulah derap langkah Kiai Bisri yang multitalenta dan multikarya. Tak hanya sebagai kiai pengasuh pesantren yang alim, Kiai Bisri juga berdidakasi secara total sebagai politikus yang handal, pengarang yang produktif, seniman dan sastrawan yang humanis serta pedagang yang kreatif. Akhirnya, episode kehidupannya di dunia berakhir pada 16 Februari  1977. Kiai Bisri menghembuskan nafas terakhirnya dalam usia 62 tahun. (davida)

Hj Nihayah Ahmad Siddiq

Perjuangan Dibalik Tokoh Besar

Namanya memang tidak begitu dikenal sebagai seorang tokoh perempuan. Namun tidak ada yang membantah, dibalik nama besar Rais Am PBNU KH Achmad Siddiq, di situ terdapat peran dirinya yang luar biasa dalam menjaga dan memotivasi untuk terus berjuang dan mengabdi pada NU.

Meski berjalan dengan terseok akibat penyakit yang diderita sejak menunaikan umrah tahun lalu, Nyai Nihayah masih tampak bersemangat dalam melakukan aktivitas kesehariannya. Semakin bertambah umur, semakin memancar pula aura keibuan dari raut wajah yang sudah mulai mengeriput itu. Maklum, Nyai Nihayah saat ini telah berusia 75 tahun.

Ditemui Aula di kediamannya, Jl KH Sidiq No. 41 Jember, ia tampak terheran-heran. “Mas-mas ini dari mana, dan ada perlu apa dengan saya?” Nyai Nihayah tampak ingin tahu. Karena memang tidak janjian, kami harus menjelaskan tentang maksud kehadiran kami di kediamannya tersebut. Namun penjelasan singkat itu tampaknya masih kurang dapat meyakinkan dirinya.

Ia mengaku enggan bila diekspos secara berlebihan. “Saya ini mau dimasukkan apa, kok ditanyai macem-macem! Udah, jangan banyak-banyak tanyanya, saya sudah tua, tidak pantes masuk yang kayak gini,” begitu pangkasnya. Memang antara kami dan Nyai Nihayah belum pernah saling kenal dan tidak melalui referensi seseorang. Namun setelah beberapa kali kami meyakinkan kembali, akhirnya Nyai Nihayah dapat menerimanya.

Dalam kesempatan yang relatif singkat itu, kami menanyakan ihwal perjuangan dirinya selama mendampingi KH Achmad Sidiq serta pengabdiaannya kepada NU. Pada awalnya ia sedikit ragu. Namun setelah beberapa menit berselang, nada suaranya yang masih terdengar lugas dan lantang itu dapat terdengar jelas bercerita. “Saya ini sebetulnya adalah adik ipar dari Pak Achmad. Kakak  sayalah yang dipinang pertama kali oleh Pak Achmad; kemudian kakak saya meninggal,” Nyai Nihayah  mengawali cerita masa lalunya. Ia ingat betul, kakaknya tersebut meninggalkan lima anak yang juga diasuhnya.

“Saya kala itu masih menapaki bangku sekolah. Tepatnya di Muallimat Atas dan Sekolah Guru Atas yang berada di Kota Solo.  Saya belajar di sana juga atas pilihan Pak Achmad, yang waktu itu menyuruh saya menimba ilmu di lembaga tersebut,” kenang Nyai Nihayah. Selepas menempuh pendidikan di Solo, sang kakak yang merupakan istri Kiai Achmad berpulang ke rahmatullah.

Tak lama kemudian KH Mahrus Aly Lirboyo, yang merupakan teman dekat Kiai Achmad, merasa iba dengan keadaan yang menimpa teman akrabnya tersebut. Hidup tanpa pendamping dengan segudang kegiatan bukanlah hal yang mudah dan mengenakkan. Atas dasar ini juga, kemudian Kiai Mahrus diam-diam menemui ayah dan ibu dari Nyai Nihayah. Usut punya usut ternyata Kiai Mahrus ingin menikahkan dirinya dengan Kiai Achmad. Dan akhirnya atas jasa Kiai Mahrus tersebut, Nyai Nihayah benar-benar dipersunting oleh Kiai Achmad. Dalam menapaki kehidupan keluarga bersama Kiai Achmad Siddiq dirinya telah dikaruniai tujuh keturunan.

Nyai Nihayah juga selalu mendampingi dan memberikan dorongan semangat dalam setiap perjuangan yang dilakukan oleh suaminya. Lebih-lebih ketika KH Achmad Siddiq terserang kencing manis. Karena penyakitnya itu pula ke manapun KH Achmad Siddiq pergi dirinya harus mendampingi. Dokter mengharuskan Kiai Achmad mendapatkan injeksi insulin setiap hari. “Dan yang melakukan penginjeksian itu saya, karena tidak mungkin harus mengundang dokter setiap hari. Mahal, Mas,” Nyi Nihayah mengungkapkan masa lalunya. Berkat pendampingan istri yang handal inilah KH Achmad Siddiq tetap mampu berorganisasi secara aktif hingga akhir hayatnya; bahkan telah menelorkan ide besar sekaligus dengan konsepnya tentang gerakan Khittah NU 1926 yang monumental itu.

Mengabdi Untuk NU

Nyai Nihayah termasuk wanita yang luar biasa. Betapa tidak, di sela memegang peran sentral dalam keluarga (merawat suami, mengasuk anak dan lima keponakan), ia masih membagi waktu dan mengabdikan tenaganya untuk NU. Di tengah himpitan waktu yang ada, ia tetap aktif di Fatayat dan Muslimat Cabang Jember. Kepercayaan demi kepercayaan terus diamanatkan kepadanya. Pernah menjadi Ketua Fatayat selama 3 periode dan Ketua Muslimat selama 4 periode berturut-turut.

Sebagai seorang leader di lingkungannya, ia berhasil memberikan kontribusi nyata kepada NU maupun masyarakat. Dengan menggalakkan prinsip sedekah untuk umat, yang diterapkan di lingkungan Muslimat NU kala itu, ia beserta jajarannya berhasil membangun sebuah rumah sakit bersalin Muslimat NU yang diberi nama RSBI Muna Parahita. KH As’ad Syamsul Arifin beserta KH Achmad Siddiq merupakan peletak batu pertama dari pembangunan rumah sakit tersebut. Pada momentum tersebut Kiai As’ad berpesan kepada Nyai Nihayah agar rumah sakit itu dikelola sebaik mungkin dengan manajemen yang transparan supaya mampu bersaing dengan rumah sakit-rumah sakit lain.

Kebiasaan Unik

Sambil mengenang memori masa lalu yang telah banyak tergerus usia, perempuan yang berdomisili di lingkungan Pesantren As-Shiddiqi Putra (Ashtra) ini menceritakan kebiasaan unik yang dilakukan oleh KH Achmad Siddiq. “Pak Achmad itu dulu punya kebiasaan menamai anak-anaknya sesuai dengan momentum yang terjadi kala itu,” kenangnya. Beberapa nama keturunan dari Nyai Nihayah memang terasa aneh didengar. Namun dibalik itu, ternyata Kiai Achmad ingin mengabadikan momentum itu pada masing-masing nama anaknya.

Pada saat Kongres Islam Asia-Afrika (KIAA) misalnya, momentum ini  ia sematkan pada anak perempuannya dengan nama Ken Ismi Asiati Afrik Rozana. Yang kedua, saat Kongres Rabithah (kongres pondok pesantren se-Indonesia) dengan Jember sebagai tuan rumahnya, Kiai Achmad mengabadikan momentum tersebut kepada anaknya dengan panggilan Muhammad Rabith Hazmi. Sejarah kembalinya UUDS ke UUD 1945 juga tak luput dari perhatiannya, yang kemudian ia abadikan pada anaknya dengan panggilan Nida Dusturiyah. Dan yang paling akhir adalah ketika para Kiai NU memisahkan diri dengan pendirian Bung Karno yang dianggap terlalu memihak pada PKI. Sejarah ini pun ia abadikan pada nama anaknya dengan Muhammad Baliyah Firjoun Barlaman.

Inilah sepenggal kisah yang terucap dari Nyai Nihayah, istri KH Achmad Siddiq, Rais Am PBNU pencetus gerakan kembali Khittah NU. Meski pengabdian yang ia berikan begitu besar, namun ia tak pernah mengungkit ataupun minta penghargaan. Baginya, semua itu adalah perjuangan yang harus dilakukan dengan ikhlas dan tanpa pamrih. Tak akan pernah malaikat lupa mencatat setiap amal yang dilakukan oleh seseorang. (Khusen)

Ibnu Ismail Al-Jazari


Penemu Robotik 

Berbicara masalah robot tentu hal ini tak bisa ditanggalkan dari nama besar Negara Jepang yang sudah sangat terkenal dengan perkembangan teknologinya. Negara ini menjadi nomor satu dalam bidang pengembangan teknologi robotic mengalahkan Negara-negara barat. Namun, di balik kebesaran itu, siapa sebanarnya penemu dari robot ini?

Al-Shaykh Rais Al-Amal Badi Al-Zaman Abu Al-Izz Ibn Ismail Ibn Al-Razzaz Al-Jazari atau yang lebih dikenal dengan Al-Jazari adalah seorang ilmuan jenius arab abad ke-13. Ia diperkirakan lahir pada 1136 M. Al-Jazari sendiri diambil dari nama kota tempat dirinya lahir dan dibesarkan yakni Al-Jazira, Mesopotamia –sebuah daerah sekarang dikenal sebagai wilayah tenggara Turki, di antara Sungai Tigris dan Sungai Efrat.

Al-Jaziri menghabiskan masa hidupnya untuk mengabdi kepada raja-raja Dinasti Artuqid di Turki dari 1174-1200 M. Ia meneruskan perjuangan sang ayah yang juga sebagai seorang insinyur dengan mengabdi pada kerajaan Turki. Pada masa-masa inilah ia mulai membukukan berbagai penemuan yang berhasil di temukan olehnya. Kitab fí ma'rifat al-hiyal al-handasiyya (Buku Pengetahuan Ilmu Mekanik) berhasil ditulisnya pada tahun 1206 M.

Sebuah kitab yang fenomenal dimana ia menerangkan lima puluh peralatan mekanik berikut deskripsi bagaimana cara memakainyadam tata cara membuatnya. Sehingga sangat memungkinkan bagi para pembacanya untuk membuat dan merakit penemuannya sendiri.

Sayang tidak begitu banyak literatur yang mengungkapkan sisi kecerdasan dan karya fenomenal yang pernah dihasilkan oleh tangan dinginnya. Satu-satunya buku yang membahas tentang sisi kehidupan pribadi Al-Jaziri adalah kata pengantar dari buku yang dikarangnya sendiri. 

Buah karya
Sebagai seorang kepala ahli kerajaan ia banyak menciptakan buah karya yang membawa namanya bagitu dikenal di mata dunia. Pada masa pengabdiannya ia telah berhasil menciptakan sebuah robot  yang bisa diprogram, jauh sebelum Leonardo da Vinci seorang ilmuan terkenal dari Italia sanggup merancang robotnya pada 1478, yang selama ini diklaim sebagai perintis robot pertama. Prinsip automasi humanoid inilah yang kemudian mengilhami pengembangan robot di era kekinian.

Mesin robot yang telah berhasil dikembangkan oleh Al-Jaziri kala itu masih berbentuk perahu terapung yang ditumpangi oleh empat robot pemain musik dua penabuh drum, seorang pemetik harpa, dan peniup seruling. Robot-robot ini sengaja ia ciptakan untuk menghibur para tamu kerajaan dalam jamuan-jamuan kerajaan. Yang fenomenal dari karya Al-Jaziri ini adalah ia menggerakkan manusianya dengan menggunakan teknologi hidrolik untuk menjalankan semua sistem yang berjalan secara seimbang dalam robot tersebut.

Namun, tidak hanya robot musik itu saja yang lahir dari otak cerdas Al-Jaziri, banyak buah karya yang terus ia kembangkan dan dikenal hingga sekarang di dunia modern. diantaranya, mesin engkol, mesin engkol, mesin pemompa air, Jam, Piston dan kruk as.

Karya-karya inilah yang dihasilkannya sebagai peninggalan arkeologi islam. Dan sayang hanya sebagian kecil dari kita yang mengetahuinya. Namanya pun terkubur dibalik kemegahan imperium barat dalam mendominasi teknologi modern saat ini. Dan kini kita harus banyak berkaca bahwa banyak karya fenomenal lahir dari tangan dingin ilmuwan Islam. Ruston

Keajaiban Kulit Manggis yang Eksotis

Jika Anda yang mengkonsumsi buah manggis, jangan terburu–buru membuang kulitnya. Sebab, ada rahasia di balik penciptaan buah manggis oleh Allah SWT. Secara ilmiah juga telah terbukti bahwa kulit dari buah manis ini memiliki manfaat yang sangat luar biasa. Apa saja?

Kebanyakan orang menganggap bahwa manfaat manggis hanya bisa didapatkan dari buahnya saja. Namun anggapan itu ternyata salah besar. Ternyata bukan hanya daging buahnya saja yang bermanfaat, tetapi kulit dari buah manggis juga memiliki manfaat yang sangat luar biasa. Untungnya lagi, kulit manggis tidak akan mudah busuk walaupun sudah beberapa hari dibiarkan. Sebab, kulit manggis memiliki zat anti bakteri dan itulah yang menyebabkan ketika kulit manggis dibuang, ia tetap utuh dan tidak membusuk.

Buah manggis beserta kulitnya memang layak dijuluki “ratu buah-buahan tropis” atau amazing juice karena manfaatnya yang luar biasa banyaknya. Bagian kulitnya yang berwarna keunguan mengandung senyawa xanthone dalam konsentrasi tinggi. Xanthone memiliki sifat-sifat antioksidan, antikanker, antiradang, dan antibakteri, sehingga sangat baik dikonsumsi secara rutin untuk menjaga kesehatan dan mencegah munculnya beragam penyakit degeneratif.

Beberapa penelitian telah dilakukan di berbagai negara untuk membuktikan bahwa ternyata terdapat cukup banyak manfaat kulit manggis untuk kesehatan. Penelitian berbagai manfaat kulit manggis ini dilakukan di seluruh dunia tersebar di 4 benua, 12 negara dan semuanya memberikan hasil yang positif. Mungkin hal ini cukup mengejutkan bagi kita semua. Beberapa peneliti manfaat kulit manggis mengatakan bahwa kulit manggis mujarab mengatasi berbagai macam penyakit berkat adanya senyawa xanthone.

Kulit manggis terbukti  sangat efektif sebagai antioksidan. Antioksidan senyawa yang dapat mencegah terjadinya reaksi  terhadap oksidasi radikal bebas. Selanjutnya, antioksidan akan bereaksi dengan radikal bebas sehingga dapat mengurangi kemampuan radikal bebas untuk menimbulkan kerusakan.

Secara umum, kulit manggis dipercaya mampu menghambat pertumbuhan bakteri di dalam tubuh, mencegah penyakit kanker, meredam radikal bebas secara kuat, mencegah penyakit jantung, dan beberapa penyakit berat lainnya.

Selain itu, kulit manggis juga memberikan beberapa manfaat berikut ini;

Meningkatkan energi
Jika dikonsumsi secara rutin maka jus kulit buah manggis dapat meningkatkan energi, memicu perasaan bahagia serta menambah stamina. Xanthone dari kulit manggis yang merupakan antioksidan tingkat tinggi dapat meningkatkan daya tahan tubuh serta mengontrol berbagai serangan penyakit.

Memperbaiki Elastisitas Sel Tubuh dan Menurunkan Berat Badan
Kandungan antioksidan yang sangat tinggi yang terdapat dalam kulit buah manggis dapat meningkatkan regenerasi sel-sel sehingga dapat memperlambat proses penuaan. Selain itu, antioksidan tersebut juga dapat membantu dalam hal penurunan berat badan dengan cara menyeimbangkan kadar kortisol– yaitu hormon yang dapat menstimulasi penumpukan lemak dalam tubuh.

Penyembuhan Luka dan Racun
Xanthone yang ada dalam kulit manggis juga bekerja membantu mempercepat penyembuhan luka, mengeluarkan racun dari hati, dan lain-lain.

Menjaga Kesehatan Otak
Antioksidan yang ada di dalam kulit buah manggis juga dapat membantu mencegah penurunan fungsi otak yang dapat mengakibatkan penyakit seperti demensia dan Alzheimer, juga mencegah terjadinya faktor kerusakan sistem syaraf yang dapat mengakibatkan penyakit Parkinson. Kandungan flavonoid di dalam kulit buah manggis bekerja untuk menghentikan kerusakan ringan pada memori otak.

Mengatasi Stress
Di saat terjadinya stress, tubuh kita akan memproduksi hormon kortisol secara berlebihan. Zat Xanthone yang terdapat di dalam kulit manggis bekerja untuk menyeimbangkan kadar hormon kortisol sehingga secara alami tubuh mampu menurunkan tingkat depresinya serta meningkatkan mood.

Menjaga Kesehatan Pencernaan
Kandungan antioksidan di dalam kulit buah manggis dapat membantu untuk melindungi dan menurunkan kandungan asam yang tinggi pada lambung. Ekstrak kulit manggis juga mampu mencegah radang usus besar dengan cara menghambat infeksi pada kantong-kantong yang terdapat di lapisan usus besar.

Mencegah Batu Ginjal
Mengkonsumsi ekstrak kulit manggis dalam jumlah tertentu secara rutin akan membuat anda mengeluarkan air seni lebih sering sehingga anda dapat terhindar dari penyakit infeksi saluran kemih dan juga masalah batu ginjal.

Cara Mengolahnya
Sebenarnya banyak sekali cara untuk mengkonsumsi agar mendapatkan khasiat kulit manggis. Sekarang ini sudah banya sekali di toko–toko obat yang menyediakan olahan kulit manggis yang siap dikonsumsi, baik dalam bentuk seduhan mirip teh celup, tablet dan serbuk halus. Ada juga yang menyediakan kulit manggis yang sudah kering dan tinggal menyeduhnya dengan air hangat. Jadi Anda yang tidak mau bisa langsung membeli produk jadinya.

Namun bagi Anda yang ingin mengolahnya sendiri. Cara berikut bisa Anda coba.
1. Siapkan terlebih dahulu beberapa potong kulit manggis, Banyaknya bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Saran para ahli mengatakan semakin banyak kulit manggis akan semakin bagus.
2. Ambil pada bagian dalamnya menggunakan sendok. Usahakan tidak terkena bagian hitam kulit manggis (kulit luar) dan jangan sampai getahnya ikut-ikutan terambil, karena dapat menyebabkan rasa jus manggis menjadi pahit nantinya.
3. Masukkan hasil kerukan itu ke dalam blender. Dapat dicampur dengan susu kental, coklat bubuk, alpukat, gula, es atau madu. Kemudian haluskan
4. Setelah beberapa menit kulit manggis tersebut sudah siap untuk disajikan.

Kulit manggis juga bisa dikonsumsi dengan dikeringkan terlebih dahulu. Setelah itu baru ditumbuk halus. Hal ini bertujuan untuk mengawetkan kulit manggis agar suatu saat kalau sudah tidak musim buah manggis Anda masih tetap bisa membuat jus kulit manggis. Setelah kulit buah manggis menjadi serbuk halus maka Anda dapat menyimpannya di botol atau plastik yang rapat dan ditempat kering. Jika suatu saat anda ingin membuat jus, maka tinggal mencampur kulit manggis tadi dengan buah lain agar diperoleh rasa yang tetap segar. fif dari berbagai sumber

Dapatkan juga produknya di http://tokobuku-aula.blogspot.com/2013/09/teh-celup-kulit-manggis-leafy.html