Rabu, 22 September 2010

Pesantren Condromowo Ngawi

Pesantren Spesialis Rehabilitasi Mental


Secara umum, pondok pesantren lebih dikenal sebagai institusi pendidikan untuk mengembangkan ilmu-ilmu keislaman. Namun, pesantren yang satu ini mungkin salah satu pesantren yang tidak umum, khariqul ’adah. Pesantren ini hampir sama dengan Rumah Sakit Jiwa yang khusus melayani para pasien yang mengalami stres, gangguan jiwa, dll. Lalu, apa bedanya dengan RSJ?

Nama pesantren ini adalah Pondok Pesantren Salafiyah Al-Jannatu Daarul Ma’wa. Secara resmi berdiri pada tahun 1984. Pesantren ini cukup terkenal di daerah Ngawi, Magetan, Jawa Tengah, dan sekitarnya.

Pesantren Condro – demikian masyarakat lebih mengenalnya - terletak di lereng Gunung Lawu, Desa Giri-mulyo Kecamatan Jogorogo, Kabupaten Ngawi, berdekatan dengan “Air Terjun Srambang”. Air Terjun Srambang merupakan salah satu obyek wisata yang cukup terkenal di Kabupaten Ngawi yang sering dikunjungi wisatawan lokal maupun luar daerah. Suasana pegunungannya yang sejuk dan dingin membuat tempat wisata ini selalu ramai dikunjungi pengunjung. Nama Condro atau Condromowo sendiri adalah diambil dari nama seseorang yang dikenal dengan Mbah Condromowo, seorang yang pernah menjadi Sinopati Majapahit.

Pesantren Condro yang didirikan sekaligus diasuh oleh KH. Agus Abdul Hamid Syaiful Barnawi ini, kini jumlah santrinya sekitar 130 lebih. Para santri Pesantren Condro berasal dari latar belakang yang beragam. Namun, hampir 90 persen adalah mereka yang mengalami gangguan kejiwaan.

“Di sini, ada yang nyantri karena alasan rehabilitasi dari kecanduan narkoba, ada pula gangguan jiwa dan penderita cacat mental. Terapi penyembuhan yang kami jalani adalah dengan cara ruqyah” tutur pengasuh yang akrap disapa Mbah Hamid itu.

Ketika memasuki lokasi pesantren ini , Aula sempat merasa kuatir karena (harus) disambut dengan tatapan-tatapan tajam dan kosong dari para santri yang labil itu. Namun, kekhawatiran itu sirna tatkala para santri tetap tenang karena terus didampingi oleh sejumlah pembina.

Lebih jauh, Mbah Hamid menjelaskan, ruqyah adalah salah satu metode pengobatan atau penyembuhan yang pernah dilakukan oleh Nabi Saw. Ruqyah adalah sistem penyembuhan dengan cara membaca doa-doa, memohon pertolongan dan perlindungan kepada Allah SWT. untuk mencegah atau menghilangkan penyakit. Doa atau bacaan itu kadang disertai dengan tiupan dari mulut ke kedua telapak tangan atau anggota tubuh orang yang meruqyah atau yangg diruqyah.

Dalam menjalankan ruqyah, seorang peruqyah tentu harus memperhatikan ketentuan-ketentuan syariat. Sehingga tidak melanggar syariat yang menyebabkan syirik. Dengan demikian, menurut Kiai kelahiran 1955 ini, dibutuhkan seseorang yang ahli. Mereka yang akan (ikut membantu) meruqyah pasien terlebih dahulu dilatih selama beberapa tahun di Pesantren Condro.

Sebagai pesantren yang banyak melayani santri atau para pasien yang mengalami gangguan jiwa, Pesantren Condro dengan izin Allah telah berhasil menyembuhkan puluhan bahkan ratusan orang. Waktu proses penyembuhan beragam. Ada yang hanya membutuhkan 1 bulan, tapi ada pula yang sampai 1 tahun. Bahkan ada yang sudah lebih 1 tahun masih harus tetap menjalani rehabilitasi.

Rutinitas Tahunan Santri

Pesantren diakui sebagai lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia, keberadaannya tidak bisa dipisahkan dengan masyarakat. Pasalnya, sejak awal pesantren tumbuh dan berkembang dari dan untuk masyarakat.

Untuk itu, saat ini Pesantren Condro mengelola beberapa program pendidikan, antara lain Taman Pendidikan al-Qur’an, Madrasah Diniyah, Takhasshus Kitab Kuning, dan Pencak Silat Pagar Bumi. Program pendidikan ini tentu disediakan bagi santri yang normal dan mayoritas bagi putra-putri masyarakat sekitar pesantren. Pasalnya, mayoritas santri Pesantren Condro adalah santri yang mengalami gangguan mental/kejiwaan.

Dalam perbincangan dengan Aula, Mbah Hamid lebih banyak mewanti-wanti agar putra kiai tidak terlibat dalam politik praktis. Di samping untuk tetap menjaga kewibawaan kiai, ketidak-terlibatan kiai dalam politik juga akan memuluskan gagasan khitthah NU secara total. “Jika kiai ikut politik praktis, akan terjadi krisis kepercayaan masyarakat kepada kiai. Ini bahaya.” Tegasnya dengan nada kesal seraya meminta Aula untuk menulisnya.

Mbah Hamid menilai, selama ini NU Kabupaten Ngawi pasif. Sebab pengurusnya lebih sering “main mata” dengan elit politik. “Ada struktur tapi tidak jalan, tidak ada kiprahnya di masyarakat.” Tandasnya. Untuk itu, Mbah Hamid menghimbau Kiai yang ada di struktur NU, terutama di Syuriah agar sering turba ke masyarakat dan tokoh-tokoh masyarakat di desa.

Mbah Hamid merupakan keturunan dari Raden Brawijaya V, yang juga dijuluki Sunan Lawu atau juga mendapat julukan Kerta Bumi. Raden Brawijaya V pernah berkuasa di Kerajaan Majapahit dan merupakan raja terakhir sebelum kerajaan itu ditaklukkan oleh Kerajaan Demak. Makam Sunan Lawu berada di Gunung Lawu, dekat Pesantren Condro.

Di Gunung Lawu tersebut terdapat banyak peninggalan atau petilasan Raden Brawijaya, baik berupa candi atau bangunan lainnya. Salah-satu petilasan Brawijaya yang selama ini banyak dikeramatkan warga sekitar Gunung Lawu adalah yang terletak di Hargo Dalem -puncak tertinggi kedua di Lawu yang mencapai 3.100 meter di atas permukaan laut.
Dengan demikian, setiap tahun pada tanggal 10 bulan Sura, para santri menjalankan rutinitas ritual di Gunung Lawu, tempat makam Sunan Lawu. Ustadz Moh. Basyiri, wakil pengasuh, menuturkan, di tempat yang diyakini tempat suci itu, para santri mengadakan istighotsah bersama untuk bermuhasabah dan berdoa demi kesejahteraan bersama. ”Dengan berdoa di tempat itu, kami yakin akan lebih mustajab. Selain itu, kami berharap mendapat berkah dan hikmah dari para tokoh yang di makamkan di sana.” Katanya berargumen seraya mengakhiri. (AULA Agustus 2010)

Kenapa Disunnahkan Berbuka dengan Kurma?

Sebentar lagi kita akan memasuki bulan Ramadhan. Salah satu sunnah di bulan istimewa itu adalah menyegerakan berbuka puasa, terutama dengan kurma. Kenapa?

Tanaman kurma, atau yang dikenal juga dengan nama latin Phoenix dactylifera, adalah tanaman yang tumbuh di daerah beriklim panas. Tanaman ini berasal dari sekitar Teluk Persia dan telah digunakan sebagai makanan pokok oleh masyarakat di daerah Timur Tengah sejak dahulu kala.

Diriwayatkan dari Anas bin Malik: “Rasulullah pernah berbuka puasa dengan ruthab (kurma basah) sebelum shalat, kalau tidak ada ruthab, maka beliau memakan tamr (kurma kering) dan kalau tidak ada tamr, maka beliau meminum air, seteguk demi seteguk.”

Hadits diatas mengandung beberapa pelajaran berharga, antara lain: (1). Disunnahkan untuk bersegera dalam berbuka puasa. (2) Disunnahkan untuk berbuka puasa dengan ruthab (kurma basah), apabila tidak ada maka boleh memakan tamr (kurma kering) atau sesuatu yang manis, jika tidak ada juga maka cukup dengan minum air.

Dahulu, Rasulullah selalu berbuka dengan beberapa buah kurma sebelum melaksanakan shalat. Hal ini merupakan cara pengaturan yang sangat teliti, karena puasa itu mengosongkan perut dari makanan sehingga liver (hati) tidak mendapatkan suplai makanan dari perut dan tidak dapat mengirimnya ke seluruh sel-sel tubuh. Padahal rasa manis merupakan sesuatu yang sangat cepat meresap dan paling disukai liver apalagi kalau dalam keadaan basah. Setelah itu, liver pun memproses dan melumatnya serta mengirim zat yang dihasilkannya ke seluruh anggota tubuh dan otak. Sedangkan air adalah pembersih bagi usus manusia dan itulah yang berlaku alamiah hingga saat ini.

Imam Ibnul Qayim rahimahullah memberikan penjelasan tentang hadits di atas, beliau berkata: Cara Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang berbuka puasa dengan kurma atau air, mengandung hikmah yang sangat mendalam sekali. Karena saat berpuasa lambung kosong dari makanan apapun. Sehingga tidak ada sesuatu yang amat sesuai dengan liver yang dapat di disuplai langsung ke seluruh organ tubuh serta langsung menjadi energi, selain kurma dan air.

Karbohidrat yang ada dalam kurma lebih mudah sampai ke liver dan lebih cocok dengan kondisi organ tersebut, terutama kurma masak yang masih segar. Liver akan lebih mudah menerimanya sehingga amat berguna bagi organ ini sekaligus juga dapat langsung diproses menjadi energi. Kalau tidak ada kurma basah, kurma kering pun baik, karena mempunyai kandungan unsur gula yang tinggi pula. Bila tidak ada juga, cukup beberapa teguk air untuk mendinginkan panasnya lambung akibat puasa sehingga dapat siap menerima ma-kanan sesudah itu.

Hal senada juga diungkapkan oleh Dokter Ahmad Abdurrauf Hasyim dalam kitabnya Ramadhan wath Thibb. Menurutnya, yang sangat diperlukan bagi orang yang ingin berbuka puasa adalah jenis-jenis makanan yang mengandung gula, zat cair yang mudah dicerna oleh tubuh dan langsung cepat diserap oleh darah, lambung dan usus serta air sebagai obat untuk menghilangkan dahaga.

Zat-zat yang mengandung gula yaitu glukosa dan fruktosa memerlukan 5-10 menit dapat terserap da-lam usus manusia ketika dalam keadaan kosong. Dan keadaan tersebut terjadi pada orang yang sedang berpuasa. Jenis makanan yang kaya dengan kategori tersebut yang pa-ling baik adalah kurma khususnya ruthab (kurma basah) karena kaya akan unsur gula, yaitu glukosa dan fruktosa yang mudah dicerna dan diserap oleh tubuh.”

Maka, urutan makanan yang terbaik bagi orang yang berbuka puasa adalah ruthab, tamr kemudian air, kalau itu pun tidak ada, maka boleh menggunakan sirup atau air juice buah yang mengandung unsur gula yang cukup, seperti air yang di-campur sedikit madu, jeruk, lemon, dan sebagainya.

Kaya Khasiat

Kurma adalah buah, makanan, obat, minuman sekaligus gula-gula. Kurma juga memiliki beberapa khasiat yang sangat bermanfaat untuk kesehatan. Berikut adalah khasiat kurma ditinjau dari sudut pandang medis modern yang sekaligus mengu-atkan khabar al-Qur’an dan Sunnah.

Pertama, Tamr (kurma kering) berfungsi untuk menguatkan sel-sel usus dan dapat membantu melancarkan saluran kencing karena mengandung serabut-serabut yang bertugas mengontrol laju gerak usus dan menguatkan rahim terutama ketika melahirkan. Bahkan Allah memerintahkan kepada Maryam Al-Adzra (perawan) untuk memakannya ketika sedang nifas (setelah melahirkan). Kadar besi dan Kalsium yang dikandung buah kurma matang sangat mencukupi dan penting sekali dalam proses pembentukan air susu ibu. Kadar zat besi dan kalsium yang dikandung buah kurma dapat menggantikan tenaga ibu yang terkuras saat melahirkan atau menyusui.

Kedua, memudahkan persalinan dan membantu keselamatan sang ibu dan bayinya. Ruthab (kurma basah) dapat mencegah terjadi pendarahan bagi perempuan karena dalam kurma segar terkandung hormon yang menyerupai hormon oxytocine yang dapat membantu proses kelahiran. Hormon oxytocine adalah hormon yang salah satu fungsinya membantu ketika wanita atau pun hewan betina melahirkan dan menyusui.

Allah sendiri memerintahkan Maryam binti Imran untuk memakan buah kurma ketika akan melahirkan, dikarenakan buah kurma menge-nyangkan juga membuat gerakan kontraksi rahim bertambah teratur, sehingga Maryam dengan mudah melahirkan anaknya.

Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah membawakan perkataan ‘Amr bin Maimun di dalam tafsirnya: “Tidak ada sesuatu yang lebih baik bagi perempuan nifas kecuali kurma kering dan kurma basah.”

Dokter Muhammad An-Nasimi dalam Ath-Thibb An-Nabawy wal Ilmil Hadits (II/293-294) mengatakan, “Hikmah dari ayat yang mulia ini secara kedokteran adalah, perempuan hamil yang akan melahirkan sangat membutuhkan minuman dan makanan yang kaya akan unsur gula, karena banyaknya kontraksi otot-otot rahim ketika akan mengeluarkan bayi, terlebih lagi apabila hal itu membutuhkan waktu yang lama.

Ketiga, buah kurma, baik tamr maupun ruthab dapat menenangkan sel-sel saraf melalui pengaruhnya terhadap kelenjar gondok. Oleh karena itu, para dokter menganjurkan untuk memberikan beberapa buah kurma di pagi hari kepada anak-anak dan orang yang lanjut usia, agar kondisi kejiwaannya lebih baik.

Keempat, buah kurma Ajwah dapat digunakan sebagai alat ruqyah dan mencegah dari ganguan jin. Keenam, buah kurma dapat mencegah stroke. Ketujuh, buah kurma kaya dengan zat garam mineral yang menetralisasi asam, seperti Kalsium dan Potasium. Buah kurma adalah makanan terbaik untuk menetralisasi zat asam yang ada pada perut karena meninggalkan sisa yang mampu menetralisasi asam setelah dikunyah dan dicerna yang timbul akibat mengkonsumsi protein seperti ikan dan telur.

Kedelapan, buah kurma mengan-dung vitamin A yang baik dimana ia dapat memelihara kelembaban dan kejelian mata, menguatkan pengli-hatan, pertumbuhan tulang, meta-bolisme lemak, kekebalan terhadap infeksi, kesehatan kulit serta mene-nangkan sel-sel saraf.

Pendek kata, kurma akan memberikan manfaat yang luar biasa bagi tubuh, apalagi pada saat berpuasa. Jika tidak sempat sahur, makanlah kurma. Kandungan gizinya lengkap dan kalorinya cukup untuk membantu tubuh selama berpuasa. Selamat beribadah di bulan Ramadhan. (Aula Agustus 2010)

AULA No. 09/XXXII September 2010